Intoleransi Semakin Marak, Ini Usulan Generasi Millennials kepada Pemerintah
Millennials harus menyuarakan keberagaman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Merebaknya isu intoleransi dan paham radikal yang menyasar anak muda perlu diwaspadai. Berdasarkan hasil riset International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) pada 2016, paparan paham radikal paling sering didapatkan melalui media televisi dan internet.
Media sosial yang dominan digunakan seperti Facebook, Twitter, dan Youtube menjadi sarana potensial bagi anak muda untuk bertukar informasi. Tercatat sebanyak 60,4 persen anak muda intens menggunakan internet.
Nah, untuk menghindari penyebaran isu intoleransi dan paham radikal, anak-anak muda yang tergabung dalam Human Rights Cities Youth Fellowship INFID memberikan beberapa rekomendasi pada pemerintah.
Baca juga: [Linimasa] Kasus Intoleransi dan Kekerasan Beragama Sepanjang 2018
1. Mendorong pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat di ruang publik
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dituntut bergerak aktif dalam memfasilitasi masyarakat, khususnya para pemuda dengan membentuk ruang-ruang untuk para pemuda dapat saling bertemu di ruang terbuka publik.
Alun-alun kota, balai desa, sanggar seni, dan RPTRA dapat digunakan sebagai ruang perjumpaan pemuda lintas iman dengan beragam kompetensi yang dimiliki, misalnya pertunjukan pentas seni kebudayaan setempat dan parade budaya.
"Serta kegiatan yang berbasis edukasi, misalnya seminari, diskusi publik lintas iman, short coursetraining kebinekaan dan kegiatan pengembangan ekonomi kreatif. Kegiatan itu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki serta terciptanya komunikasi yang intens di antara mereka," ujar Davida Ruston Khusen, salah satu peserta fellowship INFID di Jakarta, Rabu (21/2).
Baca juga: Ancaman Intoleransi di Tengah Keberagaman: Ada Skenario Jangka Panjang?