TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Layani Caleg Stres Pasca Pemilu, Ini Langkah Kemenkes

Caleg harus siap menang dan kalah

Pixabay.com/1388843

Jakarta, IDN Times - Stress pasca pemilu bisa saja terjadi pada calon legislatif (Caleg) yang gagal mendapatkan satu kursi di DPR/DPRD. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza, Kementerian Kesehatan RI, dr. Fidiansjah mengatakan hal tersebut akan menjadi perhatian Kemenkes.

Baca Juga: [BREAKING] Prabowo: Saya dan Sandiaga Deklarasikan Kemenangan Pilpres

1. Penyebab stress tidak bisa diprediksi

smithsonian.com

Ia menjelaskan penyebab stres yang terjadi pada setiap individu tidak bisa diprediksi. Yang jelas, begitu daya tahannya rapuh, konsep dalam diri seseorang terjadi suatu gejolak antara cita-cita dan harapan, lalu realitas tak terpenuhi.

“Orang-orang yang rapuh menghadapi antara realitas dengan kenyataan bukan hanya pada pemilu, melainkan terjadi di semua kondisi," kata Fidi dalam keterangan tertulis.

2. Caleg harus siap menang dan kalah

pixabay/geralt

Untuk itu, lanjut dia, prinsipnya di dalam penyeleksian pasti mengalami kemenangan atau kegagalan. Maka kesiapan menerima kenyataan karena tidak sesuai yang diharapkan harus bisa menerima.

"Prinsip pertamanya itu siap kalah dan menang,” ungkapnya.

3. Stres pasca pemilu seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi

pexels.com/ Nathan Cowley

Ketika seseorang akan menjadi calon legislatif, kata Fidi, itu ada surat keterangan kesehatan termasuk kejiwaan. Terjadinya stres pasca pemilu dianggapnya sebagai sebuah kejadian yang tidak biasa atau dianalogikan seperti bencana alam yang tidak dapat diprediksi.

Artinya, kejadian tidak lazim termasuk stres pasca pemilu sama dengan stres pasca bencana. Bencana itu tidak ada yang menduga, hal sama juga pada pemilu.

“Ini sebuah situasi yang diketahui banyak pihak sebagai sesuatu seperti kejadian yang tidak biasa atau bencana. Proses ini (pemilu) adalah proses persaingan dan gangguan jiwa itu bisa terjadi dari ringan sampai tingkat berat,” katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya