TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Puji Alat Tes COVID-19 Buatan Anak Negeri, Menristek: Bisa Tekan Biaya

Produksi alkes dilakukan agar tak tersandra harga impor

Rapid test di sebuah rumah sakit di Banten (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan alat tes COVID-19 yang diproduksi dalam negeri bisa menekan anggaran. Sebab, menurut Bambang, memproduksi alat tes COVID-19 sendiri jauh lebih murah dibanding pengadaan produk impor.

"Ini menjadi satu daya tarik bukti kemampuan peneliti kita. Kami juga mengapresiasi mitra industri yang membantu produksi dengan pendekatan efisien. Mereka bukan pelaku industri alat kesehatan, tapi teknologi yang mereka punya bisa menghasilkan barang yang murah," kata Bambang usai peluncuran virtual produk hasil riset untuk penanganan COVID-19, Rabu (20/5).

Baca Juga: Menristek Bambang Brodjonegoro: New Normal, Penelitian Jalan Terus

1. Harga rapid test dalam negeri lebih murah dibanding impor

Drive Thru Rapid Test metode Vena oleh rumah sakit BIMC Siloam Nusa Dua (IDN Times/Ayu Afria)

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, Ali Ghufron Mukti menambahkan, harga alat rapid test dalam negeri di bawah Rp100 ribu, lebih murah dibandingkan rapid test impor. Sementara, harga PCR test kit sedikit di atas Rp100 ribu.

"Kalau untuk reagen masih akan didapatkan sampai bisa buat produksi asli Indonesia, kami yakin bisa," ujar Ghufron.

2. Indonesia berupaya memproduksi alkes agar tak tersandra harga impor

PT Paragon menyalurkan Rp40 Miliar untuk 40 rumah sakit di Indonesia. (Dok.Paragon)

Dalam kondisi pandemik COVID-19, kata Ghufron, harga alat kesehatan ventilator pasti mahal secara global. Sebab, permintaan di dunia melonjak. Oleh karena itu, pihaknya berupaya memproduksi sendiri agar tidak tersandra dengan harga impor.

"Alat ICU kalau beli di Indonesia mencapai Rp1 miliar, di Indonesia bisa Rp400 juta. Tapi, ini belum selesai uji klinisnya," ungkapnya.

Baca Juga: Bambang Brodjo: New Normal, Teknologi Digital Bisa Optimalkan Ekonomi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya