TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jusuf Kalla: Tidak Boleh Mudik Tapi Transportasi Dibuka

JK menilai #IndonesiaTerserah karena kejengkelan tim medis

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla dan pengurus bertemu dengan pemimpin redaksi media massa di Jakarta, 5 Februari 2020 (IDN Times/Umi Kalsum)

Jakarta, IDN Times - Tagar Indonesia Terserah menghiasi laman media sosial sejak dua hari terakhir, dan beredar foto tenaga medis lengkap menggunakan alat pelindung diri (APD) dan memegang secarik kertas bertuliskan #Indonesiaterserah. Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengaku prihatin dengan pengorbanan tenaga medis yang tak diikuti dengan kedisiplinan masyarakat.

“Itu cerminan dari pada kejengkelan, karena mereka kerja keras namun masyarakatnya tidak disiplin,” kata JK dalam diskusi virtual yang diadakan Universitas Indonesia, Selasa (19/5).

Baca Juga: Jusuf Kalla Beri Tip Agar Terhindar dari Bahaya Virus Corona  

1. JK menyayangkan ketidak tegasan pemerintah dalam penanganan COVID-19

Twitter.com/fikrizzudinoor

Rasa lelah dan kecewa para tenaga medis, kata JK, adalah sebuah akibat dari tidak tegasnya pemerintah dalam membuat kebijakan. Wakil Presiden 2014-2019 itu juga menyinggung soal larangan mudik sementara di bandara sempat ramai penumpang.

“Tidak boleh mudik tapi transportasi dibuka, akhirnya kerumunan di airport terjadi, orang lihat di airport aja ramai, kita ramein aja pasar dan jalan. Saya sebagai DMI juga capek untuk menjawab pertanyaan masjid soal pasar dibuka, jalan dibuka, mal dibuka, masak masjid ditutup, itu juga masalah yang kita hadapi,” ujar dia.

2. JK mengimbau masyarakat agar lebih peduli derita para tenaga medis

Bima Arya sidak ke Pasar Anyar (Instagram/@bimaryasugiarto)

Namun demikian, JK juga tidak menyalahkan masyarakat yang juga dalam suasana kebatinan cukup jengah dengan kebijakan pemerintah. Tapi ia mengimbau agar masyarakat peduli dengan derita tenaga medis yang bekerja keras menangani korban virus corona.

“Jangan lupa semua tingkah tidak disiplin ini menyebabkan penyebaran yang cepat akibatnya pasien banyak dan dokter bekerja luar biasa. Jadi ini harus didukung dengan kedisiplinan. (#IndonesiaTerserah) itu karena kita (pemerintah) memberi contoh yang tidak bagus ke masyarakat, sehingga masyarakat mengikuti dan menganggap itu hal yang wajar, akibatnya korbannya dokter. Mereka jengkel marah atupun penat melihat tingkah laku masyarakat,” ujar dia.

3. Kecepatan dan ketegasan kunci penanganan pandemik COVID-19

Karyawan Brastagi supermarket menjalani rapid test menyusul satu prang kasir yang dinyatakan positif COVID-19 (Istimewa)

JK juga mengingatkan kepada pemerintah agar tegas dan cepat dalam menangani kasus COVID-19. Meski telah terlambat, namun pemerintah bisa memberikan imbauan yang diikuti dengan sanksi dan jaminan, berupa bantuan sosial. Dengan begitu, kedisiplinan akan terwujud.

“Di seluruh dunia semua cara pencegahannya sama pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Instruksinya sama, cuma ada yang keras, tegas, ada yang tidak tegas, ada yang cepat, ada yang lambat. Jadi kembali lagi kuncinya kecepatan dan ketegasan, karena ilmunya sama,” kata dia.

Baca Juga: Jusuf Kalla Bahas Virus Corona, dari Lockdown sampai Resesi Ekonomi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya