Kontroversi Program 'Sekolah Ibu' yang Diklaim Bisa Cegah Perceraian
Hengky ingin membangun 'Sekolah Ibu' di Bandung Barat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Baru sekitar empat bulan menjabat sebagai Wakil Bupati Bandung Barat, insiatif Hengky untuk kebijakan publik sudah dikritik oleh masyarakat. Hal itu bermula dari unggahan Henky di akun Instagramnya pada Jumat (28/12) lalu yang menyebut di Kabupaten Bandung Barat akan didirikan sekolah khusus para ibu. Tujuannya, pemda ingin memberikan pemahaman tentang berumah tangga kepada kaum perempuan. Harapannya, program bernama "Sekolah Ibu" itu bisa menekan tingginya angka perceraian di kabupaten tersebut.
"Dari 5 - 30 November 2018, Kasus perceraian di KBB sebanyak 244 Kasus. Kalo dirata-rata, berarti setiap harinya ada 9 - 10 orang yang mendaftarkan perceraian. Ini menjadi masalah yang serius bagi kami Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Insya Allah di tahun 2019 kami meluncurkan Program 'Sekolah Ibu'," tulis Hengky di akun media sosialnya.
Insiatif itu, kata Hengky ia tiru dari program serupa yang sudah lebih dulu diterapkan di Bogor. Menurut informasi yang ia dapat, program itu efektif untuk menekan tingginya angka perceraian di kota hujan tersebut.
Lalu, apa komentar publik mengenai program tersebut?
Baca Juga: Menurut Penelitian, Risiko Perceraian Bisa Bermula di Lingkungan Kerja
1. Hengky sebut setiap harinya ada 9-10 orang bercerai di Bandung Barat
Di dalam akun media sosialnya, Wakil Bupati Hengky Kurniawan mengunggah data yang cukup mengejutkan soal angka perceraian di Kabupaten Bandung Barat. Tercatat sejak 5-30 November 2018 terdapat 244 kasus perceraian di Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Kalo dirata-rata berarti setiap harinya ada 9-10 orang yang mendaftarkan perceraian," tulis Hengky di dalam akun media sosialnya beberapa hari yang lalu.
Baca Juga: Duh! Medsos Jadi Penyebab Tingginya Tingkat Perceraian di Karawang