Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo batal diundang oleh panitia reuni 212. Dalam keterangan tertulisnya, panitia sebut Jokowi anti 212. Menanggapi hal itu, PDI Perjuangan menilai Reuni Akbar Mujahid 212 yang akan berlangsung besok merupakan kampanye terselubung dari salah satu pasangan Pilpres 2019.
Baca Juga: Rakornas PDIP Bahas Ancaman Gugatan Berkarya
1. Hasto sebut aksi 212 sarat muatan politis
IDN Times/Irfan Fathurohman Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyebut acara peringatan Aksi 212 tersebut sarat dengan muatan politis. "Itu menjadi kampanye terselubung bagi pasangan calon tertentu," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12).
2. PDIP tak mau ambil pusing
IDN Times/Teatrika Handiko Putri Meski demikian, dia menegaskan bahwa partainya tidak mau ambil pusing dengan itu. Pihaknya lebih memilih untuk membangun Indonesia bersama dengan organisasi-organisasi Islam dan lembaga negara lain.
Mereka-lah yang ikut berperan dalam memerdekakan Republik Indonesia.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
"Ya kalau kami bersama dengan mereka-mereka yang ikut membangun Republik ini dengan Muhammadiyah yang dibangun 1912, NU 1926, PNI oleh Bung Karno 1927, TNI-Polri sebagai pilar negara, itu semua kan berbicara berbangsa dan bernegara, sehingga kita ikuti yang seperti itu saja, yang secara natural sudah berkeringat bagi Republik ini," tutur Hasto.
3. Panitia Reuni 212 Batal Undang Jokowi
IDN Times/Fitang Budhi Adhitia Seperti diwartakan sebelumnya, Panitia Reuni Akbar 212 batal undang Calon Presiden petahana Joko ‘Jokowi’ Widodo. Hal itu dilakukan setelah rapat akhir oleh panitia dengan saran para ulama 212 serta arahan Imam Besar Rizieq Syihab.
Dari keterangan tertulis yang IDN Times terima, Panitia batal undang Jokowi karena Jokowi dipandang anti 212. “Batal mengundang Jokowi dan rezimnya karena mereka anti terhadap aksi 212. Tidak mensyukuri anugerah 212 bahkan masih berupaya mengkriminalisasi ulama dan aktivis 212."
Baca Juga: Pengamat Intelijen: Peserta Reuni 212 Mayoritas Massa PKS dan Eks HTI