TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PKS: Tagar Indonesia Terserah karena Pemerintah Plin-Plan soal PSBB

Netty khawatir bisa pengaruhi semangat tenaga medis

Bima Arya sidak ke Pasar Anyar (Instagram/@bimaryasugiarto)

Jakarta, IDN Times - Tagar 'Indonesia Terserah' meramaikan media sosial sejak dua hari terakhir. Terlihat juga beberapa gambar para tenaga medis yang menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, memegang secarik kertas bertuliskan #Indonesiaterserah. Menanggapi hal itu, anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengatakan, wajar hal itu terjadi akibat labilnya kebijakan pemerintah.

"Tagar Indonesia Terserah ini ada karena pemerintah plin-plan soal PSBB, yang membuat masyarakat sudah berpikir masa bodo dengan COVID-19," kata Netty di acara diskusi virtual kantor Cabang Bea Cukai Cirebon, Selasa (19/5).

Baca Juga: [UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 Hari

1. Relaksasi PSBB dan dibolehkannya aktivitas di luar rumah jadi kebijakan yang bertolak belakang

Suasana Pasar Tanah Abang di Tengah Pandemik COVID-19 (IDN Times/Athif Aiman)

Sejak awal, kata Netty, Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo telah mengimbau untuk masyarakat belajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Ditambah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan larangan mudik. Namun, hal tersebut tidak diikuti dengan pengamanan dan sanksi yang ketat.

"Kenapa saya bilang plin-plan? Dulu waktu PSBB, aturannya, layanan Bandara Soekarno-Hatta ditutup, bus keluar-masuk Jakarta tidak boleh, dan orang bekerja di luar dibatasi. Tapi sekarang justru oleh pemerintah dibolehkan meski ada persyaratan. Jadi masyarakat bingung, yang benar yang mana, karena plin-plannya pemerintah soal aturan PSBB," ujarnya.

2. Syarat-syarat pengguna transportasi udara bisa dimanipulasi

Para petugas saat mengecek kedatangan TKI di Bandara Ahmad Yani. Dok Humans Bandara Ahmad Yani Semarang

Anggota Komisi lX DPR RI ini juga menyayangkan kebijakan pemerintah terkait pelonggaran di sektor transportasi udara, walaupun dengan syarat-syarat tertentu.

"Syarat-syarat seperti surat untuk melakukan pekerjaan dan menjenguk keluarga yang sakit keras itu mudah dimanipulasi. Ini terbukti dengan mengularnya antrean penumpang di Bandara Soekarno-Hatta. Lihat aja, orang-orang bisa bersamaan waktu begitu kalau memang untuk keperluan kerja?" ungkapnya.

3. Netty sebut ketidaktegasan pemerintah pusat diikuti pemda

Bima Arya sidak ke Pasar Anyar (Instagram/@bimaryasugiarto)

Akibat ketidaktegasan pemerintah, Netty menyebut, pemerintah daerah seperti Kota Bekasi misalnya, mulai merancang wilayah zona hijau di mana masjid dibolehkan menyelenggarakan salat Idulfitri.

Kebijakan ini menurutnya, tidak mampu melarang masyarakat dari zona merah untuk berbondong-bondong mendatangi masjid di zona hijau.

“Masyarakat memang sudah rindu dengan masjid. Nah, dengan banyaknya warga yang berkerumun dan pergi ke keluar kota, kita sekarang justru mundur sepuluh langkah ke belakang, alih-alih maju ke depan untuk menangani COVID-19," ujar Netty.

Oleh karena itu, dia berharap pemerintah menemukan cara untuk menyelesaikan masalah ini, mengingat kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi dengan angka rata-rata 400-500 kasus per hari.

"Saya berharap pemerintah punya solusi, karena sudah berapa ribu orang yang lolos mudik akibat aturan yang plin-plan itu. Jika ini tidak segera diatasi maka tidak menutup kemungkinan, ada gelombang-gelombang serangan COVD-19 lainnya yang akan kita hadapi" katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya