[UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 Hari

Semoga gak ada yang terpapar virus corona lagi

Jakarta, IDN Times - Jumah kasus baru positif virus corona atau COVID-19 di Jakarta masih terus bertambah. Namun, penambahan kasus berkurang dalam tiga hari terakhir.

Berdasarkan data yang dirilis Pemprov DKI Jakarta pada Sabtu (16/5) terdapat 116 kasus baru. Sementara, penambahan jumlah kasus positif pada Minggu, Senin, dan Selasa lebih sedikit.

Pada Minggu (17/5) bertambah 127 kasus, Senin (18/5) terdapat 74 kasus, dan hari ini 57 kasus.

Secara kumulatif, hingga Selasa (19/5) terdapat 6.053 kasus positif COVID-19 di Jakarta. Sebanyak 1.417 orang di antaranya dinyatakan sembuh dan 487 meninggal dunia. Adapun 1.936 pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.213 melaksanakan isolasi mandiri.

Sementara, jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 11.161 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) 10.582 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 7.899 pasien (7.314 sudah pulang dari perawatan dan 585 masih dirawat).

1. Pemprov DKI Jakarta telah lakukan tes PCR sebanyak 112.953 sampel

[UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 HariKepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati (IDN Times/Muhammad Athif Aiman)

Kepala bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, Pemprov DKI Jakarta secara kumulatif telah melakukan tes PCR sebanyak 112.953 sampel. Sedangkan, tes PCR pada 18 Mei 2020 sebanyak 2.180 orang.

"(Sebanyak) 1.193 tes di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru dengan hasil 43 positif dan 1.150 negatif," kata Ani dalam keterangan pers yang disiarkan Pemprov DKI Jakarta melalui YouTube, Selasa (19/5).

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

2. Empat persen peserta rapid test di Jakarta positif COVID-19

[UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 HariSeorang Ilustrasi rapid test. (Dok Humas Bandara Ahmad Yani Semarang)

Ani menerangkan, untuk rapid test masih terus berlangsung di enam wilayah kota atau kabupaten administrasi DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP). Total sebanyak 106.207 orang telah menjalani rapid test.

"Persentase positif sebesar 4 persen atau 3.918 orang dinyatakan reaktif COVID-19, sementara yang dinyatakan non-reaktif 102.289 orang," kata dia.

3. Daftar penambahan kasus positif COVID-19 selama PSBB di Jakarta

[UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 HariIlustrasi (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Pemprov DKI Jakarta menerapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota sejak Jumat (10/4), dan kembali diperpanjang mulai 24 April. Tujuannya adalah untuk menekan penambahan kasus positif COVID-19 di Jakarta. Namun, penambahan jumlah kasus baru di DKI Jakarta sejauh ini masih fluktuatif.

Berikut rincian penambahan kasus baru COVID-19 selama PSBB:

- 10 April : 91 kasus baru
- 11 April : 93 kasus baru
- 12 April : 179 kasus baru
- 13 April : 160 kasus baru
- 14 April : 106 kasus baru
- 15 April : 98 kasus baru
- 16 April : 223 kasus baru
- 17 April : 153 kasus baru
- 18 April : 79 kasus baru
- 19 April : 131 kasus baru
- 20 April : 79 kasus baru
- 21 April : 167 kasus baru
- 22 April : 120 kasus baru
- 23 April : 107 kasus baru

Penambahan kasus baru Covid-19 selama PSBB tahap kedua:

- 24 April : 99 kasus baru
- 25 April : 76 kasus baru
- 26 April : 65 kasus baru
- 27 April : 86 kasus baru
- 28 April: 118 kasus baru
- 29 April: 83 kasus baru
- 30 April: 105 kasus baru
- 1 Mei: 145 kasus baru
- 2 Mei: 72 kasus baru
- 3 Mei: 62 kasus baru
- 4 Mei: 55 kasus baru
- 5 Mei: 169 kasus baru
- 6 Mei: 68 kasus baru
- 7 Mei: 66 kasus baru
- 8 Mei: 126 kasus baru
- 9 Mei: 57 kasus baru
- 10 Mei: 182 kasus baru
- 11 Mei: 55 kasus baru
- 12 Mei: 108 kasus baru
- 13 Mei: 134 kasus baru
- 14 Mei: 180 kasus baru
- 15 Mei: 62 kasus baru
- 16 Mei: 116 kasus baru
- 17 Mei: 127 kasus baru
- 18 Mei: 74 kasus baru
- 19 Mei: 57 kasus baru.

4. Asal-usul virus corona dan cara pencegahannya

[UPDATE] Penambahan Kasus Positif COVID-19 di DKI Turun Selama 3 HariTes asam nukleat kepada warga di Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, pada 15 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya