Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) resmi menjual jet tempur F-15 dan F-18 kepada Indonesia. NIKKEI Asia memberitakan, kesepakatan dilakukan ketika Sekretaris Pertahanan AS Christopher Miller bertemu dengan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada Senin (7/12/2020).
Miller dan Prabowo disebut menyepakati pembelian kedua model jet tempur oleh Indonesia, yang telah lama ingin mengganti armada F-16 yang sudah tua.
Baca Juga: AS Sebut RI Belum Bisa Upgrade ke Jet Tempur F-35, Kenapa?
1. Juru bicara Prabowo Subianto belum bisa berkomentar
IDN Times/Irfan Fathurohman Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak enggan berkomentar atas kabar mengenai keputusan Prabowo pembelian jet tempur F-15 dan F-18.
“Saya belum bisa jawab (pembelian jet tempur F-15 dan F-18),” kata Dahnil saat dikonfirmasi IDN Times, Kamis (10/12/2020).
2. Prabowo ingin pengadaan alutista buatan AS
Prabowo Subianto menerima kunjungan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Christopher C Miller (ANTARA/HO-Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan) Sebelumnya, Menhan Prabowo Subianto mengatakan Indonesia berkeinginan untuk mengadakan beberapa alutsista buatan Amerika Serikat melalui program Foreign Military Sales (FMS). Ia mengatakan hal itu saat menerima kunjungan kehormatan Pejabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Christopher C Miller, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (7/12/2020) seperti dikutip ANTARA.
Namun, dia tidak merinci apa saja sistem persenjataan yang akan dibeli dari Amerika Serikat itu. Pertemuan tersebut diawali kunjungan kehormatan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi AS dan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
FMS merupakan program dari pemerintah AS tentang bantuan keamanan bagi negara-negara yang diizinkan untuk membeli sistem persenjataan mereka. Program itu juga berbentuk kerja sama militer serta pendidikan dan pelatihan dengan AS di bawah Akta Kendali Eksport Persenjataan (AECA).
Melalui FMS, pemerintah AS dan pemerintah mitra akan melaksanakan kesepakatan antar pemerintahan melalui mekanisme surat penawaran dan persetujuan (letter of offer and acceptance/LOA).
Nantinya, Menlu AS yang menentukan negara mana yang bisa menerima FMS ini sementara Menteri Pertahanan Negeri Paman Sam yang kemudian melaksanakan programnya. FMS bisa dibiayai oleh dana negara penerima ataupun dana dari pemerintah AS.
Pertemuan tersebut diawali kunjungan kehormatan yang dilanjutkan dengan pertemuan bilateral antara delegasi AS dan Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo
Baca Juga: Prabowo Curhat ke Wapres, Minta Alutsista Diperbaiki