TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelar The First Pacific Exposition, Dubes Tantowi Gandeng 20 Negara

Pariwisata jadi bidang kerja sama terpenting di Pasifik

IDN Times/Kemenpar

Auckland, IDN Times - Tidak mudah menghadirkan 20 negara Pasifik dalam sebuah forum. Akan tetapi, hal itu bisa dilakukan dengan baik oleh Duta Besar RI untuk Selandia Baru dan Negara-Negara Pasifik, Tantowi Yahya, di Auckland, 11-14 Juli 2019. Indonesia semakin akrab diterima dalam sebuah komunitas negara-negara kawasan Pasifik karena forum tersebut dikemas dalam sebuah agenda The First Pacific Exposition

“Dua puluh negara-negara Pasifik hadir semua,” kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga, Tantowi Yahya, di Sky City Convention Center, Auckland. 

Sebanyak 20 negara itu ialah Australia, Cook Island, Federated States of Micronesia, Fiji, French Polynesia, Indonesia, Kiribati, Marshall Islands, Nauru, New Zealand, Niue, Palau, Papua New Guinea, Samoa, Solomon Islands, Timor Leste, Tuvalu, Vanuatu, dan New Caledonia. 

Dua menteri RI juga hadir, yakni Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Event yang bertema “Towards One Pacific Destination” ini langsung dibuka di Convention Center, Auckland, Kamis (11/7/2019).

Selain itu, narasumber lain yang hadir dalam forum ini ialah Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar, yang dipandu oleh moderator Valerina Daniel, Ketua Tim Percepatan Pariwisata Berkelanjutan Kemenpar. 

Lalu ada Chris Cocker, CEO South Pacific Tourism Organization, Sione Finau Moala Mofi, Ministry of Tourism of Tonga, Rico Tupai Minister of Information and Communication Technology of Samoa.

1. The First Pacific Exposition dibuka dengan Tifa Dance

IDN Times/Kemenpar

Acara tersebut diawali dengan Tifa Dance yang dibawakan enam anak-anak Indonesia di panggung. Tifa Dance menggambarkan kebersamaan, kekompakan, dan mempersatukan perbedaan. Audience sangat terkesan dengan penampilan tifa yang berasal dari Papua, salah satu dari suku Melanesia yang ada di Indonesia.

Dubes Tantowi dalam sambutannya menjelaskan bahwa Indonesia adalah bagian dari Pasifik. Posisi Indonesia secara geografis menghadap ke laut Pasifik. Ada 5 provinsi dari 34 provinsi di Indonesia yang menghadap ke Pasifik, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Timor Barat atau NTT. 

“Silakan di ruangan ini yang berasal dari daerah tersebut berdiri, silakan lihat, kulit dan wajah mereka seperti kita, Melanesia dan Polinesia,” ujar Tantowi Yahya, yang disambut dengan tepuk tangan riuh.

Tantowi juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Selandia Baru dan Australia yang mendukung kegiatan ini. Tak lupa, ia pun mengucapkan terima kasih atas kehadiran perwakilan dari semua negara Pasifik yang antusias datang ke Auckland untuk mengikuti event ini. 

Sebagai kawasan dengan lokasi geografis yang sama, tradisi dan budaya yang sama, akan sangat bagus berkolaborasi. Salah satu pintu yang paling menarik dalam kolaborasi itu ialah sektor pariwisata karena ke depan pariwisata menjadi penghasil devisa yang besar dan sustainable

“Karena itu, saya mengajak Pak Menpar Arief Yahya di forum Pacific Exposition ini untuk creating Pacific momentum,” ungkap mantan presenter TV, penyanyi country, dan pembaca acara kuis yang populer di Tanah Air itu. Sebagai seorang diplomat, Tantowi Yahya sukses membuat bangsa-bangsa Pasifik itu semakin paham tentang Indonesia.

2. Negara-negara Pasifik menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi andalan

instagram.com

Tantowi juga sukses mengajak negara-negara Pasifik dalam sebuah isu yang sangat seksi, yakni pariwisata, karena semua negara memang sedang memiliki planning yang sama, menjadikan sektor pariwisata sebagai backbone ekonomi andalan negaranya. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menjadi bintang di acara itu menyambut gembira pertemuan negara-negara Pasifik yang diinisiasi KBRI Wellington ini. Semangat negara-negara Pasifik itu juga diapresiasi untuk membangun kolaborasi di sektor pariwisata.

“Semoga di akhir acara ini, kita dapat memberikan kontribusi positif untuk kerja sama timbal balik antara negara-negara Pasifik, sejalan dengan moto Towards One Pacific Destination, Menuju Satu Tujuan Pasifik ini,” ungkap Menpar Arief Yahya. 

Menpar Arief Yahya langsung mencontohkan kawasan ASEAN yang dulunya memiliki forum ministrial meeting untuk pariwisata. Setiap tahun bertemu dan melakukan improvement, sehingga membuat ATF, ASEAN Tourism Forum, dan dalam tiga tahun terakhir menelurkan kesepakatan ASEAN Single Destination.

Ini merespons kawasan lain di dunia, yang bersatu, berkolaborasi, membuat paket wisata untuk beberapa destinasi di beberapa negara. Misalnya, Uni Eropa dengan single Visa. Tak hanya itu, ada Amerika Latin, Tiongkok, Hong Kong, Shenzhen, Macao, kawasan Skandinavia dengan Finlandia, Swedia, dan Islandia yang menerapkan single Visa.

“Maka, ASEAN juga melakukannya dan sukses mengembangkan paket produk destinasi bersama, promosi bersama, baik B to B, maupun G to G, antarnegara Asia Tenggara, termasuk sampai membangun SDM standar ASEAN,” ungkap Arief Yahya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya