TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Junta Myanmar Sebut Pemerintahan Rivalnya Sebagai Teroris

Pemerintahan penentang Junta Myanmar dicap sebagai teroris

Ilustrasi Demonstrasi di Myanmar. (pexels.com/AndrewPaKip)

Naypyidaw, IDNTimes- Junta Myanmar melalui televisi MRTV seperti yang dikutip Reuters, Minggu (9/5), menyatakan bahwa Pemeritahan Persatuan Nasional (NUG) adalah kelompok teroris. Junta Myanmar menyalahkan NUG atas berbagai aksi pemboman dan pembunuhan di Myanmar selama gelombang protes selepas kudeta. NUG adalah komite yang beranggotakan para mantan anggota parlemen yang digulingkan Junta Myanmar.

1. Terancam jeratan undang-undang anti terorisme

"Tindakan mereka menyebabkan begitu banyak terorisme di banyak tempat," kata televisi negara MRTV, "Ada bom, kebakaran, pembunuhan dan ancaman yang menghancurkan mekanisme administrasi pemerintah," kata pengumuman itu.

Melalui pengumuman itu Junta Myanmar juga menyampaikan bahwa NUG dapat dijerat dengan undang-undang anti-terorisme. Bukan hanya kelompok yang dianggap teroris, siapapun yang berhubungan dengan kelompok tersebut dapat didakwa dengan undang-undang ini. Dilansir dari Aljazeera, seorang jurnalis pernah ditangkap dan didakwa dengan undang-undang anti terorisme karena mewancarai seorang anggota pemberontak berpangkat tinggi.Sejak kudeta oleh Junta Myanmar, NUG menjalankan kegiatannya secara tertutup. 

NUG juga minggu ini mengumumkan bahwa mereka akan membentuk Angkatan Pertahanan Rakyat. Pembentukan  ini bertujuan untuk melindungi para pendukungnya dari kekerasan oleh Junta Myanmar.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Sebut 'Kabinet Tandingan' Sebagai Teroris

2. Junta Myanmar tidak terima kunjungan utusan ASEAN sampai negara stabil

Ilustrasi Demonstran Myanmar (unsplash.com/GayatriMalhotra)

Bulan lalu (24/04) KTT ASEAN baru saja dilaksanakan di Jakarta. Pertemuan yang dihadiri  pemimpin negara-negara ASEAN dan Jendral Min Aung Hlaing menghasilkan konsensus mengenai krisis di Myanmar pasca kudeta. Beberapa diantaranya ialah diakhirinya kekerasan, dialog antara militer dan lawannya, mengizinkan bantuan kemanusiaan dan megizinkan kunjungan utusan ASEAN.

Namun Junta Myanmar menyatakan bahwa mereka akan meneriman utusan ASEAN hanya setelah Myanmar telah stabil. Hal ini disampaikan oleh juru bicara dewan militer Mayor Kaung Htet dalam siaran televisi dan dikutip oleh Aljazeera.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Sebut 'Kabinet Tandingan' Sebagai Teroris

Verified Writer

Leo Manik

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya