TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Disparekraf DKI Tengah Siapkan Tempat Wisata Jelang Normal Baru

#NormalBaru dan #HidupdenganCorona  

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan (Facebook.com/AniesBaswedan)

Jakarta, IDN Times - Sejumlah tempat wisata di DKI Jakarta tengah disiapkan untuk kembali beroperasi jelang new normal atau #NormalBaru. Hal ini disampaikan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Jakarta, yang sedang menyiapkan promosi untuk memulihkan sektor pariwisata.

"Jenis promosi apa yang mungkin bisa efisien kita lakukan dalam waktu dekat ini, itu kita siapkan bersama-sama pihak terkait," kata Kepala Disparekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia, seperti dilansir melalui Antara, Rabu (27/5).

Baca Juga: Muhammadiyah Soroti Wacana New Normal, Haedar: Masyarakat Bingung 

1. Menyiapkan promosi jelang new normal

Monumen Nasional (IDN Times/Lia Hutasoit)

Cucu menjelaskan promosi adalaha cara guna mengembalikan sektor wisata yang lesu, bahkan tumbang akibat pandemik COVID-19.

Langkah itu sudah dilakukan banyak negara setelah mengalami pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau karantina, bahkan lockdown.

2. Menentukan prioritas di tengah new normal

Jakarta berstatus PSBB. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan target pasar yang menjadi prioritas di kenormalan baru. Apalagi, kondisi dan situasi saat ini belum sepenuhnya kembali seperti semula ketika COVID-19 belum mewabah.

"Kita fokus dulu, kita lagi duduk bareng dengan pihak terkait, saya tidak bisa sendirian, untuk di pariwisata ini kita harus erat untuk bersama-sama mereka, misalnya menentukan pasar mana yang jadi prioritas," ujar Cucu.

3. Disparekraf tengah siapkan protokol kesehatan untuk 18 sektor wisata

Ilustrasi suasana restoran cepat saji saat PSBB Jakarta. IDN Times/Besse Fadhilah

Disparekraf sedang membuat sejumlah prosedur tetap untuk kegiatan pariwisata, atau protokol COVID-19. Cucu menyebutkan ada 18 sektor pariwisata yang memiliki perlakukan berbeda dalam penerapan protokol COVID-19, serta mempertimbangkan hitungan ekonomi.

Menurut Cucu beberapa sektor yang belum terpecahkan solusinya untuk menyambut kenormalan baru, adalah pelaksanaan kegiatan pertunjukan seni dan budaya. Karena belum ada alternatif lain.

"Tapi ada bentuk lain, ide-ide baru yang disampaikan teman-teman industri seni, misalnya nonton konsernya dari dalam mobil (drive-in). Ini sudah dilakukan di sejumlah negara," ujar Cucu.
 

4. Belum bisa buka museum dan pameran karena potensi penularan virus corona tinggi

Warga berkerumun saat malam Idul Fitri 1 Syawal 1441 H di Patung Ondel-Ondel Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (23/5/2020). Meski Provinsi DKI Jakarta masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) namun saat malam Idul Fitri 1441 H, sejumlah tempat di Ibu Kota masih ramai dengan kerumunan orang. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Salah sektor yang tengah digodok adalah restoran, yang selama pandemik masih buka dan melayani pesan antar. Kini, jelang kenormalan baru, restoran masih bisa menerima pengunjung, namun dengan menggunakan protokol yang telah disetujui DKI Jakarta.

"Selain penerapan protokol kesehatan seperti masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun, akan ada pembatasan jumlah pengunjung di restoran, apakah sebesar 50 persen atau 25 persen, itu sedang kita bahas," kata Cucu.

Selain restoran, keberadaan aktivitas wisata di pameran, museum dan tempat hiburan juga akan memiliki protokol COVID-19 tersendiri. Tetapi, kata Cucu, aktivitas di museum dan pameran serta kegiatan seni budaya belum dilonggarkan dalam waktu dekat. Apalagi tempat dan kegiatan itu punya potensi tinggi penularan COVID-19.

Baca Juga: Aturan New Normal Tempat Ibadah, Menag: Harus Ada Izin dari Camat

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya