Ibu Menyusui Indonesia Tak Bahagia, KPPPA Singgung Kesehatan Mental
Ibu rentan alami gangguan kesehatan mental
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penelitian Health Collaborative Center pada Pekan ASI Sedunia 2022 mengungkapkan, sebanyak enam dari 10 ibu menyusui di Indonesia tidak bahagia. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyoroti hal ini.
Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan seorang Ibu agar dapat mengasuh anaknya dengan baik, karena ibu pekerja dan ibu rumah tangga rentan mengalami gangguan kesehatan mental.
“Ibu bekerja dan ibu rumah tangga sama-sama bertanggung jawab pada keluarga sehingga rentan mengalami kesehatan mental. Dukungan orang terdekat sangat dibutuhkan. Ibu yang bahagia akan memiliki kesehatan yang bagus sehingga mempengaruhi pola asuh dan tumbuh kembang pada anak,” kata Bintang dalam Sosialisasi Model Promosi Kesehatan Jiwa Berbasis Posyandu dan Tim Pendamping Keluarga di Semarang, dilansir Senin (24/7/2023).
Baca Juga: Kemen PPPA: Suami KDRT Istri Hamil di Serpong Bisa Dipenjara 10 Tahun
1. Isu kesehatan jiwa juga diberikan pada suami, ayah atau pendamping pria
Sosok ibu adalah guru pertama dan utama yang bertanggung jawab pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak. Bintang mengatakan, istri tidak boleh stres karena mempengaruhi perkembangan janin.
Sosialisasi Model Kesehatan Jiwa, kata Bintang, sebaiknya diberikan juga kepada para suami atau ayah atau pendamping pria. Sebabnya, kesehatan mental istri, termasuk ibu hamil dan menyusui, banyak dipengaruhi juga oleh peran suami di rumah.
Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Keterwakilan Perempuan hingga Tingkat Desa