Kenapa Jenazah Korban Positif COVID-19 Harus Dibungkus Plastik?
Ini penjelasan LIPI terkait protap pemakaman korban COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra, memberi penjelasan mengapa jenazah terkait COVID-19 harus melewati prosedur rumit seperti penggunaan plastik mulai dari jenazah, lapisan dalam peti, hingga bagian luar peti.
Menurut dia, hal itu bisa berasal dari rujukan WHO, saat masa wabah Ebola menyeruak. Penggunaan plastik adalah bentuk antisipasi agar tidak ada bagian yang bocor.
"Jadi kalau misalnya pakai kain kafan biasa itu terus pembusukan terjadi, bisa jadi ada kebocoran dan ditakutkan mungkin virusnya masih hidup. Makanya harus pakai plastik, biar kebocoran sangat minimal," kata dia saat dihubungi IDN Times, Senin (6/4).
Baca Juga: Takut Ambulans Bekas Virus Corona, Jenazah di RS Diangkut dengan Taksi
1. Bentuk antisipasi agar jenazah bisa dikuburkan dengan aman
Walaupun demikian, penggunaan plastik adalah bentuk kehati-hatian, karena dalam beberapa jam, virus corona memang akan ikut mati ketika jenazah sudah dimakamkan.
Maka dari itu, proses pemakaman menjadi sangat penting agar menjauhkan kontak langsung manusia.
"Untuk istilahnya mengubur organisme penyebab kematian itu sekaligus," ujarnya.
Baca Juga: LIPI: Jenazah Korban COVID-19 Tidak Bisa Tularkan Virus!