TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lindungi Pekerja Perempuan, Kemen PPPA dan Serikat Pekerja Dorong RP3

Kekerasan adalah pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan

Asisten Deputi (Asdep) Perlindungan Hak Perempuan Pekerja dan Tindak Pidana Perdagangan Orang Kemen PPPA, Prijadi Santoso dalam agenda Media Talk di kantor KemenPPPA, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Jakarta, IDN Times - Perwakilan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, Ngatiyem mengatakan ada tiga bentuk perlindungan pekerja perempuan, yaitu non diskriminasi, perlindungan khusus reproduksi, dan perlindungan dari kekerasan dan pelecehan.

“Perlindungan harusnya diberikan dari masa pra kerja, pada saat hubungan kerja, dan pada saat pengakhiran hubungan kerja,” kata Ngatiyem saat Media Talk di kantor KemenPPPA, dikutip Selasa (27/2/2024).

1. Upaya dengan lakukan riset hingga sosialisasi

Ilustrasi kebun tembakau. (dok. PTPN X)

Pihaknya telah lakukan sejumlah upaya perlindungan perempuan mulai dari riset, dialog sosial penandatanganan pernyataan kebijakan zero tolerance kekerasan dan pelecehan seksual oleh 72 perusahaan, sosialisasi hingga mendorong kebijakan federasi dan pembuatan pasal yang responsif gender dalam perjanjian kerja bersama serta pembentukan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan (RP3) di tempat kerja.

Baca Juga: Kekerasan PRT Mengintai Selama RUU PPRT Tak Kunjung Disahkan

2. Kekerasan adalah pelanggaran terhapap martabat kemanusiaan

Seorang pekerja Kelompok Pengolah dan Pemasar Olahan Ikan (Poklahsar) UD Putri Laut Kemijen Semarang saat menimbang bobot ikan bandeng presto yang telah dikemas dan siap dipasarkan ke pelanggannya. Di (IDN Times/Fariz Fardianto)

Dia mengatakan harus ada tempat untuk upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekerasan di tempat kerja. Pihaknya berunding dan menyepakati dengan para pengusaha untuk tidak mentoleransi kekerasan.

"Kekerasan adalah pelanggaran terhadap martabat kemanusiaan. Tidak seorang pun punya hak untuk merendahkan atas manusia lainnya dan tidak seorang pun harus menjadi korban kekerasan. Untuk itu, maka kita semua harus bersama-sama bergandeng tangan untuk menyatakan setop kekerasan seksual,” kata Ngatiyem.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Geng Binus, KemenPPPA: Sekolah Harusnya Mampu Mencegah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya