TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menteri PPPA: Kartini Kekinian Harus Mandiri, Berdaya, dan Setara  

Perempuan punya potensi yang luar biasa

Menteri PPPA Bintang Puspayoga dalam Rapat Paripurna DPR RI saat pengesahan RUU TPKS pada Selasa (12/4/2022). (dok. KemenPPPA)

Jakarta, IDN Times - Momentum Hari Kartini setiap 21 April diperingati sebagai bentuk penghormatan kepada Raden Ajeng Kartini yang telah berjuang untuk mendapatkan kesetaraan hak perempuan dan laki-laki di masa lampau. 

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan meskipun perjuangan RA Kartini sudah membawa banyak perubahan, namun perjuangan dan cita-cita besar bangsa dalam membumikan kesetaraan hingga saat ini nyatanya belum sepenuhnya tercapai.  

“Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia. Bermimpilah setinggi langit dan wujudkanlah. Jagalah selalu semangat Kartini di hatimu. Jadilah perempuan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia. Buatlah tanah airmu bangga dengan karya, inovasi, dan ekspresi. Jadilah perempuan tangguh yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi perempuan lainnya. Perempuan berdaya, Indonesia maju,” ungkap Menteri PPPA dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga: Menkominfo: Perempuan Pilar Utama UMKM, Banyak Kartini Modern Inspiratif

1. Percaya perempuan punya potensi yang luar biasa

Kartini-kartini Indonesia. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bintang mengungkapkan semua orang tahu bahwa Kartini adalah salah seorang pahlawan yang memperjuangkan emansipasi perempuan untuk mendapatkan pendidikan, wawasan, dan diberikan kesempatan untuk berkarier di ranah publik. 

Dia percaya perempuan memiliki potensi yang luar biasa, tidak bisa dipandang sebelah mata, dan tidak bisa ditempatkan hanya sebagai warga kelas dua. Melainkan sejajar sebagai mitra dalam konteks apapun.

2. Masih ada upaya memperjuangkan penghapusan bias gender dan kesenjangan

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Bintang mengatakan kesenjangan dan bias gender yang terjadi tentunya adalah perjuangan semua pihak untuk menghapuskannya. Potensi dan kekuatan perempuan pada kenyataannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Penyebutan perempuan sebagai Ibu Bangsa tentu bukanlah kiasan semata, mulai dari peran perempuan mulai dari keluarga, sektor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pembangunan nasional. 

“Maka dari itu, pengarusutamaan gender di setiap sektor pembangunan menjadi tugas dan tujuan kita bersama, baik laki-laki maupun perempuan itu sendiri. Memperjuangkan kesetaraan gender tidak berarti mendorong perempuan menjadi sama dengan lelaki, namun mendobrak stigma-stigma yang masih meminggirkan posisi perempuan dan memberikan kesempatan seadil-adilnya agar perempuan dan laki-laki bisa hidup dalam posisi yang setara dan sejajar,” kata Bintang.

Baca Juga: Cerita Fraksi Balkon dan Fraksi WhatsApp di Balik Pengesahan UU TPKS

3. Capaian indeks pembangunan gender naik jadi 91,27 pada 2021

GERAK Perempuan lakukan aksi di Monas untuk memeringati hari International Women’s Day, di halaman Monas, Minggu (8/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Dari data yang dirangkum oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ada kenaikan pada masing-masing indeks. Terlihat dari capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2020 sebesar 71,94 menjadi 72,29 pada tahun 2021, sedangkan capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia tahun 2020 sebesar 91,06 yang meningkat pada tahun 2021 menjadi 91,27.

Selain itu, untuk capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia tahun 2019 sebesar 75,24 yang naik menjadi 75,57 pada tahun 2020.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya