Mirisnya Perempuan Desa dan Disabilitas yang Sering Tertinggal
KemenPPPA dorong pemberdayaan perempuan desa dan disabilitas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Situasi perempuan di pedesaan masih sangat sulit karena kurangnya layanan dan infrastruktur, serta adanya stigmatisasi dan diskriminasi terutama bagi perempuan penyandang disabilitas. Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga.
“Kurangnya layanan, serta infrastruktur yang buruk di daerah pedesaan telah membuat akses terhadap informasi, pendidikan, perawatan kesehatan, dan pekerjaan formal sangat sulit bagi perempuan pedesaan," kata dia dalam acara Inclusive Economic Growth to Build Resilience: Focus on Rural Women and Women with Disabilities, Kamis (9/6/2022).
Baca Juga: Sinergi PNM-Komnas Disabilitas Bantu Perempuan Indonesia makin Berdaya
1. Kondisi yang dihadapkan pada perempuan di desa dan disabilitas
Mereka, kata Bintang, dihadapkan dengan kondisi untuk bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga, seperti mencari air dan energi untuk keluarga mereka. Para perempuan ini juga menghadapi kondisi kerja yang berat tanpa dibayar.
Sedangkan, perempuan penyandang disabilitas menghadapi stigmatisasi dan diskriminasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan tanpa disabilitas. Sebagian masyarakat masih menganggap mereka sebagai pihak yang tidak berdaya, padahal mereka justru memiliki kekuatan dan potensi yang berharga seperti orang lain.
Perempuan penyandang disabilitas juga terkonsentrasi di sektor pekerjaan informal, atau bahkan tidak memiliki pekerjaan sama sekali.
Baca Juga: Hasil Survei: Perempuan Tak Dapat Asuransi Kesehatan buat Keluarga