TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PD Pasar Jaya Jual Masker, PSI: Pemprov DKI Jangan Menari di Atas Duka

Bukan saatnya ambil keuntungan

Pekerja tampak sedang menyusun peralatan medis termasuk masker di salah satu toko di Kota Banda Aceh (IDN Times/Saifullah)

Jakarta, IDN Times - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta menyoroti langkah PD Pasar Jaya, yang menjual masker seharga Rp300 ribu per boks. PSI meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak menari di atas keresahan warga atas ancaman wabah virus corona atau Covid-19.

“Jakarta sedang darurat, ini bukan saatnya meraup keuntungan. Justru di situasi seperti ini, jangan kita menari di atas keresahan orang. Lebih baik tidak berjualan jika mematok harga tinggi,” ujar anggota Fraksi B DPRD DKI Eneng Malianasari, Jakarta, Kamis (5/3).

Baca Juga: Anies Kumpulkan Seluruh Kepala RS di DKI Jakarta, Bahas Virus Corona 

1. Harga masker yang relatif mahal dianggap menyengsarakan masyarakat bawah

Ilustrasi (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Perempuan yang akrab disapa Mili itu menilai tindakan ini  menyengsarakan masyarakat menengah bawah, yang sehari-harinya berbelanja di pasar tradisional.

Penjualan masker yang relatif mahal, kata dia, juga dianggap tidak sesuai komitmen Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pencegahan dan penanganan wabah virus corona.

2. Pemprov DKI dianggap dahulukan ekonomi dibanding kebutuhan rakyat

Gubernur Jakarta dan Jawa Barat, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil (IDN Times/Gregorius Aryodamar P.)

Mili mengatakan menjual masker ke seluruh pelosok Jakarta seharga Rp300 ribu per boks, justru memperlihatkan yang didahulukan adalah ekonomi daripada kebutuhan masyarakat.

Kata dia, Pemprov DKI seharusnya punya kewajiban menjamin kestabilan harga dan ketersediaan masker untuk seluruh masyarakat di tengah isu Covid-19.

3. Dianggap jadi perpanjangan tangan tengkulak

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Mili juga menyayangkan keputusan PD Pasar Jaya yang membeli masker dari tengkulak Pasar Pramuka yang sudah mematok harga tinggi, dan bukan langsung mendekati produsen masker seperti PT Kimia Farma (Persero) Tbk, yang merupakan perusahaan pelat merah.

“Pemerintah justru jadi perpanjangan tangan tengkulak, yang dibutuhkan masyarakat adalah ketersediaan masker dengan harga normal,” kata dia.

Baca Juga: Cegah Virus Corona, 3 Dinas Pemprov DKI Jakarta Keluarkan Surat Edaran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya