Psikiater: Tak Semua Orang Depresi Punya Pikiran Bunuh Diri
Bunuh diri adalah ancaman terbesar dari depresi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kasus kekerasan seksual dan pemaksaan aborsi yang membuat NW, perempuan asal Mojokerto, Jawa Timur, bunuh diri jadi perhatian masyarakat. Kejadian yang menimpa NW membuatnya tertekan dan depresi.
Psikiater dari RS EMC Alam Sutera, dr. Andri Sp.KJ, FAPM, mengatakakan bunuh diri adalah risiko terbesar dari depresi karena mengancam nyawa.
"Tidak semua orang yang mengalami depresi bisa punya pikiran bunuh diri atau punya perilaku untuk melakukannya," kata dia melalui akun twitter pribadinya @mbahndi, seperti dikutip Selasa (7/12/2021).
Baca Juga: Propam Polri Awasi Proses Hukum Bripda RB yang Suruh Pacar Aborsi
Baca Juga: Selain Paksa Pacar Aborsi, Bripda RB Disebut Miliki Selingkuhan
1. Tanda depresi dari mood yang sedih hingga hilang harapan
Bunuh diri, kata dia, bisa terjadi pada kasus depresi berat yang pada umumnya tidak tiba-tiba terjadi. Depresi ditandai gejala utama mood yang sedih atau hipotim, seperti rasa putus asa atau hilang harapan, sampai ketidakmampuan untuk melakukan aktifitas seperti biasanya.
"Hal ini berlangsung minimal 2 minggu berturut-turut. Skrining depresi bisa dilakukan sndiri dgn PHQ-9, ada di http://pdskji.org," kata dia.