Rajin Bersepeda di Kala Pandemik, Apa Kata Mereka?
Bersepeda seolah jadi aktivitas baru saat normal baru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Kegiatan bersepeda di tengah pandemik semakin terlihat mencolok. Tak sedikit generasi tua, muda, hingga anak-anak yang mengayuh sepeda di tiap jalan baik sore maupun siang.
Pihak Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saja sampai menyiapkan 32 lokasi car free day (CFD) khusus sepeda untuk meminimalisir kerumunan.
Meningkatnya tren bersepeda berdampaknya pada penjualan sepeda maupun onderdil yang mendadak laris manis. Berbagai macam merek sepeda juga berseliweran di toko-toko baik online mau pun offline.
IDN Times akhirnya mencari tahu pandangan generasi muda atau millennials turut serta dalam euforia ini. Berikut pandangan mereka.
Baca Juga: Gak Kalah dengan Brompton, Ini Sepeda Lipat dengan Harga Terjangkau!
1. Pilih bersepeda untuk pelarian sementara
Seorang pekerja swasta, Rima Pratiwi mengatakan bahwa bersepeda di tengah pandemik bagi dia adalah pelarian. Pasalnya, sebelum pandemik dia lebih sering melakukan zumba sebagai pilihan berolahraga.
“Sebenarnya mau olahraga, karena sebelumnya zumba. Cuma karena lagi kaya begini tutup (tempat kebugaran) terus kebetulan diajakinnya sepedahan akhir-akhir ini,” katanya kepada IDN Times, Minggu (29/6).
Rima mengatakan bahwa bersepeda hanya hobi pengganti di tengah pandemik. Dia juga sepertinya tak akan lama menjalankan kegiatan ini.
“Kayanya bakal balik ke zumba aja deh,” ujarnya.
Baca Juga: 4 Sepeda Lipat Paling Diburu, Kini Harganya Suka-suka