Perayaan Waisak di Candi Muarajambi Ditiadakan
Meditasi Waisak dilakukan secara daring
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jambi, IDNTimes - Ketika pandemik COVID-19 merebak, seluruh tempat yang biasanya ramai dikunjungi orang harus ditutup, termasuk tempat ibadah. Kawasan Candi Muarajambi pun sudah lengang sejak dua bulan lalu.
Perayaan hari raya Waisak 2564 BE yang bakal digelar di kompleks percandian Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi, harus ditiadakan oleh penyelenggara. Umat Buddha yang harusnya merayakan Waisak pada tahun ini harus merelakan keputusan tersebut.
Abdul Haviz, pemuda pelestari cagar budaya mengaku, peniadaan Waisak di Candi Muarajambi adalah langkah tepat. Upaya pencegahan penyebaran COVID-19 harus dilakukan oleh semua umat beragama.
"Ini baru perayaan pertama Waisak tidak dilakukan di Candi Muarajambi sejak tahun 2009," katanya, Rabu (6/5).
Baca Juga: Keren! Lima Desa di Jambi Berbagi Rp1 Miliar dari Dagang Karbon
1. Upaya pencegahan penyebaran COVID-19
Perayaan Waisak bertepatan dengan Ramadan sudah terjadi semenjak dua tahun lalu. Ia mengatakan, keberagaman dan toleransi selalu diperlihatkan ketika Waisak dirayakan.
"Tahun ketiga yang bertepatan dengan Ramadan tidak digelar perayaan Waisak. Biasanya, sehari jelang Waisak sudah ramai persiapan," jelas pria yang akrab disapa Ahok ini.
Diakuinya, keputusan peniadaan peribadatan di kompleks percandian terluas di Asia Tenggara itu dilakukan untuk mencegah pandemik COVID-19 yang belum mereda, terutama di Provinsi Jambi.
Baca Juga: 5 Pasien Baru COVID-19 dari Klaster Gowa, Jambi Tambah RS Rujukan
Baca Juga: Roy Kiyoshi dan 6 Artis Lainnya yang Merayakan Hari Raya Waisak