TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemendikbud Siapkan Kurikulum Baru Setelah Masa Pandemik COVID-19

Kurikulum akan berbeda-beda setiap daerah

Seorang ibu membimbing anaknya belajar di rumah secara daring (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Iwan Syahril mengatakan, kementeriannya tengah mempersiapkan kurikulum baru yang akan digunakan usai pandemik COVID-19 berakhir di tanah air.

Kurikulum ini, menurut Iwan, akan berkesinambungan dengan kurikulum darurat yang digunakan saat pandemik.

"Jadi kurikulum yang disederhanakan pada saat ini, itu akan nyambung nanti dengan kurikulum yang disederhanakan di masa mendatang, yang pada saat ini masih dalam proses penyusunannya," kata Iwan dalam wawancara yang disiarkan di saluran YouTube Sonora FM, Selasa 25 Agustus 2020.

Baca Juga: Mas Menteri Nadiem: Sekolah Tidak Wajib Ikuti Kurikulum Darurat

1. Kemendikbud sudah memikirkan kontinuitas kurikulum

Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Iwan menjelaskan Kemendikbud sudah sejak awal memikirkan kontinuitas pemberlakuan kurikulum, termasuk saat membentuk kurikulum darurat yang berlaku dimasa pandemik sekarang ini.

"(Kurikulum) nyambung. Tidak usah khawatir kami sudah memikirkan kontinuitas," kata Iwan. Menurut dia, Kemendikbud menyadari betul kekhawatiran banyak muncul dengan disediakannya kurikulum darurat saat ini.

Menurut Iwan kekhawatiran paling banyak adalah ketakutan peserta didik akan tertinggal perihal mengejar materi pembelajaran, lantaran menggunakan kurikulum yang disederhanakan, dan nantinya usai pandemik kembali ke kurikulum normal yang berlaku.

2. Kemendikbud akan menciptakan kurikulum yang punya banyak ruang inovasi

Suasana belajar di Rumah Edukasi Kaki Langit di Kota Banda Aceh (IDN Times/Saifullah)

Iwan mengatakan Kemendikbud akan mempersiapkan kurikulum yang lebih disederhanakan. Bahkan, dia mengklaim, sudah dipikirkan Kemendikbud sebelum pandemik muncul.

"Sehingga membuka ruang untuk inovasi dan untuk bagaimana memfasilitasi keunikan yang ada di masing-masing siswa dan masing-masing daerah," kata dia.

Menurut Iwan potensi dan keunikan setiap sekolah, tiap anak, dan tiap daerah berbeda, sehingga kurikulum tidak akan disamaratakan.

Baca Juga: Menteri Nadiem: Kurikulum Darurat Berlaku Sampai Akhir Tahun Ajaran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya