TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pidatonya Dianggap Singgung Warga Tanjung Priok, Yasonna Minta Maaf

Yasonna sampaikan terima kasih atas teguran warga

Menkumham Yasonna Laoly di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 9 Januari 2020 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly akhirnya meminta maaf atas pidatonya yang dianggap menyinggung warga Tanjung Priok.

Yasonna berpidato di acara bertajuk "Resolusi Pemasyarakatan 2020" di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta Timur pada Kamis (16/1) lalu.

Dalam pidato kala itu, Yasonna menyebut kemiskinan adalah sumber tindak kriminal. Dia mencontohkan, anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan Menteng yang terkenal sebagai kawasan elite, akan tumbuh besar dengan cara berbeda.

"Slum areas (daerah kumuh) bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak. Tapi coba pergi ke Tanjung Priok, di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan," kata Yasonna saat itu.

Baca Juga: Warga Tanjung Priok Protes Kemenkumham Yasonna Laoly, Kenapa?

1. Yasonna menyampaikan permohonan maafnya

Menkumham Yasonna Laoly (IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya)

Karena diprotes warga Tanjung Priok, pada Rabu (22/1), Yasonna menyampaikan permohonan maafnya. 

"Bahwa kemudian ternyata itu berkembang dengan penafsiran yang berbeda di media massa dan publik luas, sehingga saudaraku merasa tersinggung, maka saya menyampaikan permohonan maaf," kata Yasonna seperti dikutip dari Antara.

2. Diduga ada pihak yang memelintir pernyataannya dan menimbulkan kesalahpahaman

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Yasonna mengatakan, tak punya maksud menyinggung perasaan warga Tanjung Priok. Dia hanya ingin menjelaskan bahwa kejahatan merupakan produk sosial, dan ingin meminta masyarakat agar turut serta memperbaiki kondisi-kondisi sosial yang memicu timbulnya kejahatan.

Yasonna juga menyayangkan ada pihak yang memelintir pernyataannya dan menimbulkan kesalahpahaman. "Saya merasa ada hal-hal yang dipelintir, sehingga ada kerancuan informasi yang sampai kepada publik, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat," kata Yasonna.

"Ada orang-orang tertentu yang tidak memahami secara utuh, tidak melihat utuh," lanjut dia.

Baca Juga: Sempat Macet Saat Aksi Tanjung Priok, Jalan Rasuna Said Kembali Normal

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya