TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Politikus Gerindra: Kemegahan Oposisi Adalah Mengkritik

Kritik kubu Prabowo untuk Jokowi

IDN Times/Helmi Shemi

Jakarta, IDN Times - Dalam sebuah negara, oposisi kerap berseberangan dengan pemerintahan. Namun hadirnya oposisi tidak selamanya buruk, mereka menjadi penyeimbang jalannya pemerintahan lebih baik. Seperti Partai Gerindra. 

Kader Partai Gerindra Miftah Nur Sabri membeberkan salah satu kelebihan menjadi oposisi dalam bernegara. Apa kelebihan tersebut?

Baca Juga: Prabowo-Sandiaga Akan Terapkan Kebijakan Orba, Ini Kata Pengamat

1. Oposisi punya kemegahan perihal kritik

IDN Times/Helmi Shemi

Menurut Miftah, ada keuntungan dan kemegahan menjadi pihak oposisi, dan hal itu tak bisa dilakukan pihak pendukung pemerintah. Kritik menjadi kemegahan pihak oposisi. 

"Oposisi kemegahannya memang mengkritik," kata Miftah dalam diskusi politik bertema 'Memilih Jalan Politik' #MillennialsMemilih IDN Times, Palmerah Utara, Jakarta Barat, Rabu (21/11). 

"Memang harus. Kalau gak, aneh," dia menambahkan.

2. Miftah mengkritik kubu Jokowi

Berada di kubu oposisi, Miftah punya kritik sendiri terhadap kubu Jokowi selaku incumbent. "Peduli millennials itu bukan bergaya ala millennials," kata Miftah.

Menurut dia, peduli dan dapat menangkap keresahan millennials itu lebih penting. "Supaya (millennials) gak dimanfaatkan suaranya saja," kata dia.

3. Miftah: Bukan mengkritik karakter, tapi gagasan

Namun, Miftah mengatakan, kritik yang dilayangkan bukan soal karakter sosok tertentu, namun kritik diarahkan kepada gagasan dan idenya.

"Bukan karakternya. Orang pasti gak suka kalau dikritik karakternya," kata dia. 

Menurut Miftah, ide dan gagasan tak masalah jika dikritik demi mencerdaskan masyarakat.

4. Kubu Prabowo-Sandiaga mengkritik Jokowi soal dana IMF

Koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sempat mengkritik Jokowi, terkait besarnya dana yang dikeluarkan untuk pertemuan International Monetary Fund (IMF) pada Oktober 2018. Hal ini disampaikan Juru Bicara Koalisi Adil Makmur Dahnil Anzar.

"Itu terlalu besar untuk pertemuan rutin dunia, dibanding pertemuan Bank Dunia selama ini," kata Dahnil di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, pada (5/9).

Baca Juga: Arsul Sani: Investor Asing Sudah Masuk Sebelum Pemerintahan Jokowi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya