TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AHY Sampai Mahfud MD Disebut Masuk Usulan Nama dalam Musra Jokowi 

Nama Tri Rismaharini juga diusulkan

Ketua Panitia Musra Panel Barus (kanan) dan Ketua DPD Partai Demokrat Kaltim Irwan Fecho (tengah) dalam diskusi Total Politik, Minggu (25/9/2022) (IDNTimes/Melani Putri)

Jakarta, IDN Times - Ketua Panitia Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra) Panel Barus mengaku ada nama-nama lain selain nama Presiden Joko “Jokowi” Widodo yang diusulkan dalam Musra pertama di Jawa Barat, Agustus lalu.

Panel menyebut, nama-nama tersebut tak diumumkan ke publik sehingga hanya ada nama Jokowi yang disebut-sebut sebagai pilihan yang dihasilkan dalam Musra. Musra ini sendiri disebut-sebut tak hanya dihadiri Relawan ProJo, tapi juga dihadiri oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Jokowi Capres 2024 Musra Jabar, Jokpro: 3 Periode Segera Terwujud!

1. Nama-nama selain Jokowi dalam Musra

(IDN/Teatrika Handoko Putri)

Panel menjelaskan, ada beberapa nama yang disebut dalam Musra Jokowi di Jabar. Nama-nama tersebut seperti Wakil Ketua Umum Komisi IV Fraksi Golkar Dedi Mulyadi, kemudian Ketum Demokrat Ridwan Kamil, hingga Menko Polhukam Mahfud MD.

Bahkan menurutnya, nama Mensos Tri Rismaharini juga disebutkan dalam Musra.

“Ada Dedi Mulyadi Waketum Komisi IV, dari hasil Musra kemarin memang ada beberapa yang ada tapi gak kita umumkan, ada Bung AHY ada, Pak Mahfud ada, Bu Risma ada. Tapi masuknya pilihan lain,” kata Panel dalam diskusi Total Politik di Jakarta Selatan, Minggu (25/9/2022).

Baca Juga: Politikus Demokrat Curiga Musra untuk Giring Dukungan Jokowi 3 Periode

2. Musra tak hanya bicara capres

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Panel menjelaskan dalam Musra, pihaknya tak hanya bicara capres dan cawapres. Dalam diskusi masyarakat itu, dibahas juga program kebangsaan, kehendak rakyat, hingga program kerja.

Setelah pembahasan tersebut, masyarakat yang hadir dalam Musra baru membicarakan kriteria pemimpin.

“Musra itu bicara dulu program kebangsaan, kehendak rakyat, program kerjanya dulu apa, baru kira-kira kriteria seperti apa yang kita butuhkan. Kemudian baru kita bicara siapa yang pantas, siapa yang menjadi pilihan rakyat,” ucap Panel.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya