TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengamat: Pasangan Prabowo-Jokowi Rendahkan Martabat Presiden

Pemilih lebih ingin figur baru

Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo saat penyerahan motor di Kodim 1503/Tual (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Pengamat politik dari Voxpol, Pangi Syarwi Chaniago, menilai kemunculan usulan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Joko "Jokowi" Widodo pada Pilpres 2024, merupakan hal wajar. Namun, menurut dia, martabat Jokowi bakal jatuh jika mencalonkan sebagai cawapres Prabowo pada pemilu mendatang.

“Wacana duet Jokowi-Prabowo sah saja menurut saya di dalam iklim demokrasi,” kata Pangi dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).

“Betul kah Jokowi mau menjadi cawapresnya Prabowo? Mohon maaf, nampaknya tawaran tersebut justru merendahkan wibawa dan martabat Jokowi, yang pernah menjadi presiden dua periode,” sambung dia.

Baca Juga: Jokowi Jawab Isu Bakal Jadi Cawapres: Itu dari Siapa?

1. Kemungkinan duet Prabowo-Jokowi tak mulus pada Pilpres 2024

Jokowi dan Prabowo (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Pangi menilai duet Prabowo-Jakowi tak memiliki jaminan untuk melenggang mulus pada Pilpres 2024. Sebab, menurut Pangi, publik lebih menilai Jokowi cukup dua periode dan tidak lagi maju pada Pemilu 2024.

Dia memprediksi, ‘approval rating’ terhadap Presiden Jokowi bisa terus turun jika ngotot ingin maju pada Pilpres 2024. Hal itu bakal berpengaruh pada citra dan elektabilitas Jokowi.

“Ada kemungkinan figur Jokowi tidak lagi sepopuler ketika maju pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019, dan jangan lupa perilaku pemilih Indonesia itu juga akan kemungkinan jenuh, stagnan, mereka rindu figur-figur yang lebih segar populis, dan membawa harapan baru di dalam visi capresnya,” ujar Pangi.

Baca Juga: Demokrat Minta Jokowi Contoh SBY, Tolak Jadi Cawapres Usai 2 Periode

2. Kemungkinan pemilih ingin figur baru

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pangi juga mengatakan ada kecenderungan pemilih saat ini lebih menginginkan figur baru sebagai capres-cawapres 2024. Sementara, Jokowi dan Prabowo adalah figur lama yang sering malang melintang di dunia politik.

“Kemungkinan selera pemilih cenderung memilih calon presiden yang masih seger, varian menu yang relatif baru,  yang belum punya beban janji apa-apa ke rakyat, ibarat makan, ada kecenderungan masyarakat ingin gonta-ganti selera menu makan, agar tak bosan dengan varian menu yang itu-itu saja, memilih pemimpin juga soal selera,” kata dia.

Adapun figur baru yang dimaksud Pangi seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Prabowo. Kedua tokoh ini cenderung dinilai sebagai figur baru oleh publik.

“Saya menilai masyarakat cenderung lebih tertarik dengan figur seger seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan ketimbang Prabowo Jokowi,” tuturnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya