TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Eijkman: Dari 398 Kasus COVID-19 Varian Delta, Separuhnya di Jakarta

Sebanyak 190 kasus varian delta ada di Jakarta

ilustrasi virus corona (IDN Times/Mardya Shakti)

Jakarta, IDN Times - Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman terus melakukan penelitian terkait mutasi virus COVID-19 yang ada di Indonesia. Direktur LBM Eijkman, Amin Soebandrio, mengatakan penelitian mutasi varian COVID-19 itu melalui metode whole genome sequencing (WGS).

Meski demikian, Eijkman baru melakukan WGS terhadap sekitar 2.500 sampel. Amin mengatakan data tersebut masih jauh di bawah kasus COVID-19 yang kini sudah melebih dua juta kasus.

"Data yang kami miliki, ini virus yang di-sequence ya, artinya belum tentu mewakili keseluruhan virus yang beredar karena kan jumlah kasus sehari kan sekarang bisa tinggi sekali," ujar Amin kepada IDN Times, Selasa (6/7/2021).

"Totalnya jumlah kasus yang baru ini juga banyak sekali tapi yang di-seqeunce tidak terlalu banyak, jumlah total yang di-sequence sampai hari ini baru sekitar mungkin sampai dua, tiga hari yang lalu baru 2.500-an, ya mungkin sekarang sudah nambah, sekitar 2.549 kalau gak salah, tentu dibanding dengan jumlah kasus barunya masih sangat sedikit," katanya.

1. Varian delta mendominasi dibanding alpa dan betha

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Lebih lanjut, Amin mengatakan dari hasil WGS itu, tercatat varian delta lebih banyak dibanding mutasi alpa dan beta.

"Yang sudah di-sequence itu kelihatan sekali bahwa varian delta ini semakin mendominasi," ujarnya.

Menurutnya, dari hasil WGS itu, jumlah orang yang positif COVID-19 varian delta sekitar 15 persen. Jumlahnya sekitar 398 kasus.

"Saat ini varian delta kira-kira 15 persenan ya dari keseluruhan, kalau lihat jumlahnya varian delta saat ini jumlahnya sekarang hampir 400, kalau dihitung secara keseluruhan dari 2.500 yang tadi sudah di-sequence, itu 398-lah itu varian delta. Tapi sekali lagi, kalau dibandingkan dengan kasusnya, tentu jadi kecil sektiar 15 persen," ucapnya.

Baca Juga: Gegara Video Gak Takut Corona, Emak-emak di Padang Dipanggil Polisi

2. Jakarta mendominasi sebaran varian delta

Ilustrasi corona. IDN Times/Mardya Shakti

Amin mengatakan, dari data yang dimiliki Eijkman, sebaran virus corona varian delta paling banyak ditemukan di Jakarta. Namun, kata dia, hal itu terjadi karena jumlah testing dan WGS juga banyak dilakukan di DKI.

"Paling banyak Jakarta sih, tapi itu mungkin yang banyak di-sequence, jadi banyak, jumlah yang dites juga banyak, dibandingkan jumlah PCR-nya Jakarta lebih banyak, dibandingkan degan jumlah yang di-sequence juga Jakarta bisa banyak," kata Amin.

"Jakarta hampir separuhnya, sekitar 190 (dari 398), hampir 50 persen," imbuhnya.

Amin mengatakan dalam setahun ini Eijkman berharap mampu melakukan 5-10 ribu data WGS. "Kami berupaya tahun ini bisa men-sequence sampai 10 ribu, mudah-mudahan bisa sampai 10 ribu, sekarang sudah enam bulan baru 2.500, mungkin enam bulan lagi setidaknya 5.000," ujarnya.

Baca Juga: Luhut Akui Keadaan Sudah Parah, Ada 90 Persen Varian Delta di Jakarta

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya