TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

KRKP Sebut Jokowi ke Ukraina-Rusia Perlu Didukung karena Bahas Pangan

Misi Jokowi ke Ukraina-Rusia salah satunya bahas pangan

Presiden Jokowi bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow (dok. Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan, kunjungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke Ukraina dan Rusia pekan lalu perlu didukung. Sebab, salah satu misi Jokowi datang ke negara yang tengah berkonflik itu untuk membahas pangan.

"Apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, saya kira sangat baik, karena bisa jadi mengurai persoalan dan ancaman krisis pangan," ujar Said dalam keterangannya, Senin (4/7/2022).

"Langkah politik damai dan lobi kepada Ukraina dan Rusia bisa menjadi jalan mengendur dan selesainya ketegangan dua negara. Hal ini sangat baik karena bisa sekaligus menyelesaikan masalah pangan,” sambungnya.

Baca Juga: Temui Jokowi, Putin Tawarkan Investasi Jalur Kereta di IKN Nusantara 

Baca Juga: Fakta-Fakta Misi Perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia 

1. Rusia dan Ukraina merupakan produsen pangan

Presiden RI Jokowi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (dok. Sekretariat Presiden)

Said mengatakan, Rusia dan Ukraina merupakan produsen pangan global. Rusia sebagai penyuplai bahan baku pupuk, sedangkan Ukraina sebagai eksportir gandum.

"Kita tahu bersama Ukraina dan Rusia merupakan produsen gandum dan bahan baku pupuk terbesar. Selama perang terjadi, Ukraina tidak bisa mengirimkan gandum ke pasar global karena dihalangi Rusia. Akibatnya, harga pangan terutama gandum, kedelai, dan jagung naik dengan cepat,” katanya.

2. Konflik Rusia dan Ukraina mengganggu stabilitas pangan

Seorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Lebih lanjut, Said menerangkan, dengan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina stabilitas pangan dunia menjadi terganggu. Sebab, bahan baku pupuk dan gandum dunia mengandalkan dari kedua negara itu.

"Pemerintah tentu saja menghawatirkan hal ini. Jika harga terus naik maka bisa jadi terjadi instabilitas ekonomi dan politik dalam negeri,” ucap dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya