TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Elektabilitas Anies Baswedan Meroket: Cambuk Bekerja Lebih Keras

Bounce back Anies Baswedan menunjukan tren peningkatan

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Jakarta, IDN Times - Hasil Survei Utting Research, lembaga survei independen di Australia menyebutkan, elektabilitas bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, meroket hingga 27 persen.

Juru Bicara Anies Baswedan, Tatak Ujiyati, menjelaskan, elektabilitas Anies Baswedan dalam waktu cepat atau sering disebut bounce back menunjukan tren peningkatan. Sebelumnya, elektabilitas Anies Baswedan dalam survei yang dilakukan berbagai lembaga hanya berkisar 20 persen, terpaut cukup jauh dari dua capres lainnya.

"Tren peningkatan elektabilitas Pak Anies membuat sangat dekat dengan dua capres lainnya. Bagaimanapun hasil survei, kami mengajak seluruh relawan Anies untuk tetap optimistis dan memandang hasil survei ini sebagai cambuk untuk bekerja lebih keras di lapangan dan memperkuat dukungan kepada Pak Anies," tutur Tatak, dikutip Senin (31/7/2023).

Baca Juga: Berteman dengan Anies dan Prabowo, Ganjar Ingin Pemilu Damai

Baca Juga: Anies Baswedan Obral Janji di Hadapan Kades, Bakal Naikkan Dana Desa

1. Anies di posisi ketiga, relawan tidak terlalu risau

Relawan Anies saat syukuran di rumah pemenangan Anies di Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Survei Utting Research juga menunjukkan, bakal capres lainnya, yakni Ganjar Pranowo meraih elektabilitas sebesar 34 persen dan Prabowo Subianto sebesar 33 persen.

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 12-17 Juni 2023 dan menyasar 1.200 sampel di 34 provinsi.

Tatak yang sekaligus inisiator Forum Komunikasi Relawan Anies itu menyebutkan, pihaknya tidak terlalu risau melihat berbagai hasil survei.

Baca Juga: Plt Wali Kota Bekasi Cabut Izin Acara Anies, PKS Tempuh Jalur Hukum

2. Survei memiliki potensi salah, hasil bisa berbeda di kenyataan

Humas Pemprov DKI Jakarta

Tatak menjelaskan, survei merupakan gambaran keadaan pada saat pengambilan sampel dilakukan sehingga bisa berubah pada waktu-waktu yang lain.

Ia melanjutkan, survei juga memiliki potensi salah, baik disebabkan oleh unsur sampling (sampling error) maupun potensi kesalahan di luar sampling (non-sampling error) yang tidak bisa diabaikan.

"Bisa saja kenyataan sesungguhnya berbeda dari potret hasil survei, seperti waktu Pilkada Jakarta. Anies yang selalu ditempatkan sebagai underdog oleh berbagai survei sebelumnya, tetapi pada hari H Pilkada, Anies justru menang," ujar Tatak.

3. Anies Baswedan senang dan optimistis dengan hasil survei

Relawan Anies Baswedan yang tergabung di dalam Go-Anies memakaikan jaket kuning ke Anies Baswedan. (Dokumentasi Relawan Anies)

Menanggapi berbagai hasil survei, Anies Baswedan justru merasa senang dan optimistis. Pasalnya survei sudah dilakukan saat ini, sedangkan pilpres baru akan digelar pada Februari 2024.

"Terkait dengan survei, kami optimistis dan senang lihat hasilnya, karena angka yang kita butuhkan pada Februari (2024) bukan sekarang. Kenapa kami bersyukur? Dengan sumber daya yang sangat sedikit, apa yang kami kerjakan secara logistik sangat sedikit, jadi mengandalkan relawan yang kuat. Relawan dimana-mana, self funding. Survei dengan margin of error sekitar 2 persen, tidak ada perbedaan luar biasa padahal kita belum punya sumber daya yang banyak," ujar Anies, Minggu (30/7/2023).

Baca Juga: Anies: Pendidikan Sering Dianggap Program, Dimonopoli Pemerintah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya