TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Pertama Resmi Ditutup

Sebanyak 2.395 Guru Penggerak dinyatakan lulus

Suasana belajar di sekolah. (ShutterStock/BachtiarAriFaizal)

Jakarta, IDN TImes - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim secara resmi menutup Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Pertama. Sebanyak 2.395 guru penggerak di satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan lulus pendidikan guru penggerak angkatan pertama. 

Dalam sambutannya, Nadiem menyampaikan bahwa hari ini adalah momentum bersejarah bagi dunia pendidikan karena kini Indonesia sudah memiliki Guru Penggerak.

“Saya ucapkan selamat kepada Ibu dan Bapak atas keberhasilannya menjadi Guru Penggerak. Dengan ini secara resmi saya tutup program pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Mari kita semua terus semangat menjadi pemimpin dan penggerak Merdeka Belajar,” ujar Nadiem.

Diketahui pelaksanaan program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 mulai berjalan sejak Oktober 2021 dan selesai pada Sabtu, 28 Agustus 202.1

Baca Juga: 3 Pesan Nadiem saat Pantau PTM di Yogyakarta

1. Program pendidikan kepemimpinan bagi guru

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. (Dok. PAUD Dikdasmen)

Lebih lanjut Nadiem mengatakan, Merdeka Belajar Episode 5 yang bertajuk 'Pendidikan Guru Penggerak' merupakan program pendidikan kepemimpinan bagi guru. Hasil yang diinginkan dari program ini adalah melahirkan Guru Penggerak yang dapat menciptakan pembelajaran berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik.

Ia juga sempat menuturkan bahwa setiap bertemu dengan Guru Penggerak di berbagai wilayah Indonesia, selalu ada benang merah yang sama, yaitu adanya keresahan dan keinginan besar dalam diri para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik. 

“Sekarang mereka diberi kemampuan dan kewenangan untuk melakukan perubahan sebagai pemimpin pendidikan. Semangat itulah yang harus kita bangun bersama,” katanya.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril menginformasikan bahwa calon Guru Penggerak ada yang lulus dengan predikat amat baik sebesar 94,84 persen, predikat baik sebesar 4,33 persen, predikat cukup sebesar 0,58 persen, predikat sedang sebesar 0,12 persen, dan predikat kurang sebesar 0,12 persen.

“Calon Guru Penggerak yang lulus dengan berbagai predikat tersebut berjumlah 2.395 dan yang tidak lulus berjumlah 6 orang CGP. Selamat kepada yang telah lulus dari pendidikan Guru Penggerak,” katanya.

2. Mendorong budaya gotong royong dan kolaborasi

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam acara kerjasama Kemendikbud dengan Netflix (Dok.IDN Times/Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Nadiem berharap para Guru Penggerak Angkatan 1 dapat membentuk komunitas di daerahnya masing-masing. Menurutnya, komunitas menjadi kunci untuk menemukan kekuatan gotong royong dan kolaborasi.

“Komunitas ini yang menjadi rumah bagi Guru Penggerak untuk saling berdiskusi dan belajar dan berbagi inspirasi satu sama lain. Dengan begitu, para Guru Penggerak di Indonesia akan menjadi satu keluarga dengan satu tekad bersama, dalam mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar,” jelasnya.

Nadiem pun optimistis, dukungan guru di berbagai wilayah akan sangat membantu para Guru Penggerak meningkatkan kualitas pendidikan.

“Pada akhirnya, jika kita semua mau berkolaborasi, maka seluruh daerah di Indonesia akan memiliki Guru Penggerak, Kepala Sekolah Penggerak dan Pengawas Penggerak yang akan menjadi roda pergerakan perubahan. Itulah yang terpenting,” imbuh Nadiem.

3. Sebanyak 2.395 Guru Penggerak dinyatakan lulus

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud Iwan Syahril juga menghadiri pembukaan program Guru Penggerak. (Tangkapan layar Youtube Kemendikbud/Ezri TS)

Sementara itu, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril menginformasikan bahwa calon Guru Penggerak ada yang lulus dengan predikat amat baik sebesar 94,84 persen, predikat baik sebesar 4,33 persen, predikat cukup sebesar 0,58 persen, predikat sedang sebesar 0,12 persen, dan predikat kurang sebesar 0,12 persen.

“Calon Guru Penggerak yang lulus dengan berbagai predikat tersebut berjumlah 2.395 dan yang tidak lulus berjumlah 6 orang CGP," jelas Iwan.

Selain itu, ia juga berharap melalui Guru Penggerak, para guru dapat menciptakan pembelajaran yang menumbuhkan semangat siswa, menguatkan mimpi mereka, membuat hari mereka bahagia dan berwarna, dan menuntun mereka untuk terus menjadi generasi pewaris bangsa yang membanggakan.

“Cerita dari Ibu/Bapak selalu menggugah hati saya, dan meyakinkan kepada saya dan kepada semua tim bahwa masa depan ekosistem Indonesia akan semakin baik dan cerah. Ini bukan akhir, tapi awal titik mula untuk memulai perjalanan menjadi penggerak perubahan pemimpin Indonesia,” lanjutnya.

4. Meminta dukungan dari pemda

Suasana belajar di sekolah (ShutterStock/Jakahelu)

Iwan juga berpesan kepada pemerintah daerah untuk terus mendukung dan memberikan restu kepada Guru Penggerak agar mereka dapat menjadi pemimpin pembelajaran dan membantu menguatkan ekosistem pendidikan di manapun mereka mengabdi.

“Restu dan dukungan Ibu dan Bapak akan mempercepat transformasi pendidikan di seluruh indonesia. Kepada Guru Penggerak, teruslah berpihak kepada murid, semangat belajar dan berbagi, kuatkan profil Pelajar Pancasila,” imbau Iwan.

Baca Juga: PAUD Dikdasmen Sosialisasikan Program Sekolah Penggerak Angkatan 2

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya