Jokowi Beberkan Penyebab Polusi Udara di Jabodetabek
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo membeberkan penyebab polusi udara di Jabodetabek. Menurutnya, salah satu penyebab karena semakin tingginya aktivitas industri di Jabodetabek.
Dalam rapat terbatas tentang polusi udara di Istana Merdeka, Senin (14/8/2023), Jokowi menyebut, kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori tidak sehat pada 12 Agustus. Jokowi menyebut, ada beberapa hal yang menyebabkan kualitas udara di Jakarta buruk.
"Memang terdapat beberapa faktor yang menyebabkan situasi ini, antara lain kemarau panjang selama 3 bulan terakhir, yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi, serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin.
Baca Juga: Polusi Udara di Jakarta Buruk, Segera Sahkan Pergub Udara Bersih!
Baca Juga: Polusi Udara Jakarta, KLHK Soroti Gaya Hidup di Perkotaan
1. Jokowi minta adanya intervensi
Jokowi mengatakan, dalam jangka pendek pemerintah harus melakukan intervensi yang bisa memperbaiki kualitas udara di wilayah Jabodetabek. Selain itu, Jokowi meminta rekayasa dilakukan agar hujan turun di wilayah Jabodetabek.
"Dalam jangka pendek secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik. Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi khususnya di Jabodetabek," kata dia.
Editor’s picks
Baca Juga: Polusi Udara DKI Makin Ngeri, Menhub Ajak Beralih ke Motor Listrik
2. Perkantoran didorong untuk bekerja hybrid
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mendorong jumlah ruang terbuka hijau di wilayah Jabodetabek. Ia meminta pemerintah daerah dan kementerian serta lembaga terkait menyiapkan anggaran untuk ruang terbuka hijau.
"Jika diperlukan, kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home, mungkin saya gak tau nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 75 (persen di kantor), 25 (persen) atau angka yang lain," kata dia.
Baca Juga: Polusi Udara, Ketua DPRD DKI Usul Anggaran Vitamin untuk Petugas
3. Jokowi dorong masyarakat beralih ke transportasi umum
Jokowi kemudian mendorong masyarakat beralih ke transportasi umum. Sehingga, emisi dari kendaraan pribadi bisa berkurang.
"Dalam jangka menengah, konsisten menerapkan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal. Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian kereta cepat bulan depan juga sudah beroperasi," imbuhnya.