TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bank Sampah Binaan PHINLA Bantu Kurangi Volume Sampah di Bantargebang

PHINLA juga adakan program kesejahteraan anak

Bank Sampah JGC di Cipinang, Jakarta Timur (IDN Times/Rivera Jesica Souisa)

Jakarta, IDN Times - PHINLA terus berupaya membantu pemerintah dalam mengurangi volume sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat melalui beroperasinya Bank Sampah Jalak Green Collection (JGC) di Rukun Warga (RW) 05, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur. 

Koordinator Advokasi PHINLA, Marcell Sinay menyebut, warga RW 05 ini tidak hanya fokus terhadap nilai ekonomis yang dihasilkan bank sampah saja. Namun, juga terkait cara warga sekitar mengimplementasikan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pengelolaan Sampah Lingkup RW.

"Dari RW 05 ini kita bisa melihat bagaimana melalui bank sampah ini, RW 05 bisa melaksanakan program Pergub DKI Jakarta terkait dengan pengelolaan sampah, secara khusus Pergub DKI Nomor 77 Tahun 2020. Dimana RW ini menjadi salah satu percontohan oleh pemerintah," kata Marcell saat melakukan kunjungan bank sampah, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga: Keren! Bank Sampah Suka Senang Kelola Barang Bekas Jadi Cuan

1. PHINLA melakukan sejumlah pelatihan

Nasabah Bank Sampah JGC di Cipinang, Jakarta Timur (IDN Times/Rivera Jesica Souisa)

Pengurus Bank Sampah JGC perlahan sukses mengedukasi warga sekitar untuk rajin menabung di bank sampah dengan cara yang sudah diajarkan oleh PHINLA. Jenis sampah yang ditabungkan warga tentunya sesuai dengan Pergub tersebut yaitu sampah anorganik, organik, residu, dan limbah B3.

"Peran PHINLA selain melaksanakan kebijakan tersebut di RW ini, kami juga pada umumnya mengadakan pelatihan-pelatihan supaya kebijakan bisa dimengerti dan meningkatkan kapasitas. Seperti misalnya pelatihan pembuatan pupuk organik atau kompos," kata Marcell.

Warga mengumpulkan sampah ke Bank Sampah JGC dengan kondisi yang sudah terpilah-pilah sesuai jenisnya. Kemudian, sampah residu berupa bungkus minuman saset, didaur ulang menjadi kerajinan tangan oleh anggota bank sampah agar menghasilkan pundi rupiah.

2. Mengolah sampah organik menjadi kompos mampu mengurangi volume sampah di TPST

Bank Sampah JGC di Cipinang, Jakarta Timur (IDN Times/ Rivera Jesica Souisa)

Ketua Bank Sampah JGC, Lasminah, mengatakan, warga sekitar akhirnya tidak membuang sampah organik ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berakhir di TPST Bantargebang berkat tersedianya pelatihan tersebut. Warga mengumpulkannya di bank sampah, meskipun tidak memiliki nilai ekonomis.

Sebab, nantinya sampah diolah menjadi kompos oleh pengurus bank sampah untuk menyuburkan tanaman di sekitar kantor RW. Lasminah mengatakan, hal ini tentu juga salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah di TPST Bantargebang.

"Kalau kami jujur, untuk memenuhi Pergub 77, saya rasa kami belum bisa memenuhi peraturan tersebut. Tapi, kami lebih baik berbuat daripada tidak sama sekali. Minimal kalau setiap Minggu sampah sayuran ada 50-60 kilogram, berarti sekitar satu bulan sekitar 250 kilogram, minimal sampah tersebut tidak ke Bantargebang," ujarnya.

Baca Juga: PHINLA Dongkrak Ekonomi Warga DKI Jakarta Melalui Bank Sampah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya