TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Jokowi Terima Kunjungan Menlu Malaysia, Bahas Apa Saja?

PM Sabri akan berkunjung ke Indonesia

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Saifuddin Abdullah di Istana Merdeka, Senin (18/10/2021). (ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/am.)

Jakarta, IDN Times - Presiden RI Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato’ Saifuddin Abdullah di Istana Merdeka, Senin (18/10/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Presiden mengatakan, Malaysia adalah tetangga dekat Indonesia dan hubungan kedua negara penting untuk terus ditingkatkan.

"Indonesia dan Malaysia akan dapat terus meningkatkan kerja sama. Tidak saja untuk kepentingan bilateral, tetapi juga untuk perdamaian dan kesejahteraan kawasan," kata Presiden dalam siaran pers yang diterima dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.

Baca Juga: Deretan Kontroversi Ismail Sabri Yaakob, Perdana Menteri Baru Malaysia

1. PM Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yakoob akan berkunjung ke Indonesia

Ismail Sabri Yakoob, Perdana Menteri Malaysia. (ANTARA FOTO/Reuters)

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut hadir mendampingi Presiden mengatakan, PM Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yakoob akan berkunjung ke Indonesia pada November mendatang.

Presiden Jokowi, kata Retno, menyambut baik rencana kedatangan PM Sabri. Kunjungan itu menunjukkan kuatnya hubungan kedua negara. Pertemuan ini tidak saja membahas hubungan bilateral, tetapi juga isu-isu kawasan dan global.

 

 

2. Membahas perjalanan yang aman saat pandemik COVID-19

Suasana Terminal 3 Bandara Soekatno-Hatta (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Dalam pertemuan tersebut, kata Retno, Presiden Jokowi menyampaikan kedua negara perlu mulai mempersiapkan perjalanan yang aman, termasuk untuk pelaku bisnis, tentunya dengan terus memperhatikan faktor kesehatan dan kondisi COVID-19.

Karena itu, kata Retno, Presiden Jokowi mengharapkan dalam kunjungan PM Malaysia mendatang, kedua negara dapat menyepakati pengaturan koridor perjalanan (travel corridor arrangement), adanya saling pengakuan sertifikat vaksin, dan saling mengenali sistem atau aplikasi kesehatan yang dipakai kedua negara.

 

Baca Juga: Malaysia Janji Akan Mempersulit Hidup Warganya yang Tolak Vaksin COVID

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya