TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Wapres Ma'ruf: Banyak Ormas Islam Masih Ingin Tampil Sendiri dan Egois

Wapres imbau sikap ego kelompok harus dihindari

Massa dari Aliansi Ormas Islam Bela Sumut menggelar unjuk rasa protes 'pengusiran' Ustaz Abdul Somad dari Singapura. Unjuk rasa menyasar Konjen Singapura di Medan, Senin (20/5/2022). (Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut masih banyak organisasi masyarakat (ormas) Islam yang masih ingin tampil sendiri, dan tidak membangun ukhuwah (persaudaraan) antar-umat.

"Masih banyak ormas, bahkan individual, masih ada sifat ananiah (egoisme), ananiah ini ego ingin tampil sendiri, bukan menjadi satu kesatuan, sehingga tidak terjadi koordinasi," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden Jakarta, dilansir ANTARA, Rabu (14/9/2022).

Ma'ruf menyampaikan hal tersebut dalam acara pembukaan Muktamar Al Ittihadiyah XX yang dilakukan secara hybrid, dengan sebagian peserta muktamar hadir di Istana Wakil Presiden dan sebagian berada di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.

Baca Juga: Kemenag Pastikan Undang Ormas Islam di Sidang Isbat Lebaran 1443 H

1. Sikap seseorang yang selalu mementingkan diri sendiri

Ilustrasi - Aksi protes Ormas Islam di Kota Surabaya terhadap pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Senin (2/11/2020). Dok istimewa

Ma'ruf menjelaskan ananiah yang dimaksud adalah sikap seseorang yang selalu mementingkan diri sendiri, tanpa memperdulikan orang lain di sekitarnya.

"Kalau istilah Majelis Ulama itu tidak ada gerakan yang terorganisasi. Ukhuwah Islamiyah itu penting, apa sebabnya? Agar yang petunjuk dan tidak petunjuk itu sudah jelas, jadi tidak lagi ada kesaruan, sehingga tidak perlu ada perbedaan," kata Wapres.

"Kalau pun ada perbedaan itu dikhilafiyah, sudah ada rumusnya, yaitu mazhab ente mezhab ente, mazhab saya ya mazhab saya, jadi masing-masing," sambung Ma'ruf.

Baca Juga: Kantor Wagub DKI Didatangi Ormas Gara-Gara Holywings

2. Sikap ego kelompok harus dihindari

Ilustrasi Ormas Islam (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Apalagi saat ini, kata Ma'ruf, perbedaan itu dikembangkan menjadi perbedaan antarpartai. "Cuma sekarang dikembangkan 'Lakum partai dinukum waliyadin', partai Anda partai Anda, partai saya partai saya. Ini tidak perlu, kenapa? Yang ditakutkan apa?"

"Kata Imam Ibnu Atha'illah yang dikhawatirkan itu hawa nafsu, jadi kalau tidak terjadi ini atau terjadi konflik, ketidakutuhan itu sebenarnya bukan cara-cara berpikir dalam menyampaikan satu tujuan, tapi itu dorongan hawa nafsu, ini yang harus dihindari, karena sikap-sikap ego kelompok itu juga harus dihindari," imbuh Wapres.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya