TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

27 Tenaga Medis RSUD Depok Kena Corona, Diduga Akibat Pasien Tak Jujur

Besar kemungkian tertular dari OTG

Ilustrasi tenaga medis saat menangani COVID-19. IDN Times/Debbie Sutrisno

Depok, IDN Times - Sebanyak 27 tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di RSUD Kota Depok, Jawa Barat, terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini diketahui dari hasil tes swab.

Mulanya 12 orang nakes yang terpapar sekitar 2 pekan lalu, dan pihak rumah sakit kemudian melakukan contact tracing sehingga ada penambahan sebanyak 15 orang.

“Kami lakukan tambahan swab ke mereka yang kontak dengan yang positif, akhirnya dapatlah yang 15 orang ini. Hasil swab mereka keluar kemarin (Kamis),” kata Direktur RSUD Depok Devi Maryori saat dihubungi, Jumat (22/5).

Devi mengatakan, seluruh nakes yang terpapar virus corona kini tengah menjalani isolasi di RSUD Depok, menjelang keluarnya hasil tes swab kedua.

Baca Juga: Usia Produktif di Depok Paling Rentan Kena COVID-19, Apa Penyebabnya?

1. Diduga kuat tertular dari Orang Tanpa Gejala (OTG)

Ilustrasi virus corona. IDN Times/Arief Rahmat

Devi memastikan, seluruh nakes yang tertular ini bukan yang bertugas menangani langsung pasien COVID-19, melainkan nakes yang setiap harinya melayani pasien rawat jalan.

“Mereka kan kebanyakan bukan perawat yang dirawat inap, tetapi di poliklinik, ada juga petugas laboratorium yang rontgen. Nakes di kamar operasi juga ada. Intinya di luar mekanisme COVID-19,” ujar Devie.

Oleh karena itu, muncul dugaan bahwa para nakes tertular dari pasien rawat jalan, yang bersatus sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG). Diduga hal ini terjadi karena ketidakjujuran pasien yang berobat terkait keluhan dan riwayat kontak serta perjalanannya, yang menjadi salah satu potensi penularan virus corona.

“Kemungkinan ada di antara pasien sehat itu ada yang OTG. Intinya kenapa bisa tertular dan positf, diduga bisa saja ada pasien-pasien yang OTG yang tidak jujur kepada perawat atau nakesnya. Bisa saja kan?” tutur dia.

Ia menyadari potensi tertular nakes yang bertugas di luar penanganan virus corona besar terjadi, apalagi mereka hanya dibekali alat pelindung diri (APD) yang kurang memadai.

“Sebenarnya kami sudah melakukan protokol di poli itu dg APD seperti apa. Kami pakai APD. Tapi APD di poli tidak selengkap dengan yang di (tenaga medis) COVID-19,” ucapnya.

2. Para nakes hanya dibekali APD level 1

Illustrasi petugas medis menggunakan APD lengkap. IDN Times/Nofika Dian Nugroho

Dari peristiwa ini, rumah sakit akan berbenah diri agar kejadian serupa bisa dihindari. Devie mengatakan, bakal menjalani prosedur pemeriksaan yang lebih ketat kepada setiap pasien rawat jalan, sehingga bisa menekan potensi penularan dari mereka yang berstatus OTG.

“Kami minta pasien-pasien secara jujur mengatakan bahwa dia ada gejala atau dicurigai PDP, kemudian di awal screening lebih mengedepankan untuk bertanya soal kontak mereka apakah kerja dan keluarga, screening ke depan akan lebih ketat,” ujar dia.

Devie juga mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi bekal APD yang tiap harinya dijadikan pelindung nakes non-penanganan COVID-19 di rumah sakit.

Menurutnya, selama ini, mereka hanya dibekali APD level 1, bukan level 3 selayaknya tenaga medis yang menangani pasien positif.

“Kita akan evaluasi APD apakah sesuai standar. Selama ini karena poliklinik kita menggunakan APD yang sesuai dengan standar poliklinik yaitu level 1. Tapi intinya kami kesulitan stok masker N95,” ucapnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Tinggi, Rumah Sakit di Depok Krisis Tenaga Medis 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya