TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkes Ungkap 4 Negara Alami Lonjakan COVID-19 Meski Vaksinasi Tinggi

Peningkatan kasus COVID-19 disebabkan varian Delta

Menkes Budi Gunadi Sadikin saat memberikan penjelasan terkait Layanan Telemedicine untuk Pasien Isolasi Mandiri. (youtube.com/Kementerian Kesehatan RI)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tetap waspada dengan penyebaran COVID-19. Meski, sudah menjalani vaksinasi hingga dosis kedua.

Sebab, ia mengatakan terdapat empat negara yang cakupan vaksinasinya tinggi namun mengalami lonjakan kasus COVID-19. Hal tersebut diduga disebabkan varian Delta.

"Jadi di negara-negara di dunia, varian Delta ini menyebabkan kenaikan yang cukup tinggi, baik kasus konfirmasi maupun perawatan, juga kematian. Even buat negara-negara dengan coverage vaksinasi lengkap yang mendekati 50 persen, bahkan di atas 50 persen," kata Budi dalam konferensi pers virtual terkait PPKM berlevel, Senin (30/8/2021).

Baca Juga: [BREAKING] Masih PPKM Level 4, Luhut Akan Cek Langsung Penanganan COVID di Bali

1. Daftar empat negara yang memiliki kasus COVID-19 tinggi

Seorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Budi menjabarkan keempat negara yang telah memiliki cakupan vaksin tinggi namun mengalami lonjakan COVID-19. Keempat negara itu adalah Amerika Serikat dengan cakupan vaksinasi 51 persen, Inggris cakupan vaksinasi 62 persen, Israel cakupan vaksinasi 62 persen, dan Jepang cakupan vaksinasi 43,9 persen.

"Ini memberikan pesan ke kita, bahwa walaupun kita sudah turun dan vaksin kita sudah mulai lancar, harus tetap hati-hati dan waspada seperti yang disampaikan bapak presiden," ucap Budi.

Baca Juga: [BREAKING] Perpanjangan PPKM: Restoran di Mal Sudah Boleh Dine In

2. Budi ingatkan COVID-19 varian Delta sulit ditebak

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia menjelaskan COVID-19 varian Delta tak hanya ada di Indonesia. Di berbagai negara di dunia, kata Budi, juga terkena dampak varian Delta.

Ia pun mengingatkan varian Delta menyebabkan lonjakan kasus karena sulit ditebak.

"(Varian Delta) ini yang sulit ditebak karena semakin lama dunia menunda vaksinasi, pasti di suatu daerah terjadi penularan dan varian baru itu timbul karena adanya penularan," ucapnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya