TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemerintah Awasi Mobilitas Warga di Dalam-Luar Negeri Cegah Varian Mu

Varian Mu sudah terdeteksi di 39 negara di dunia

Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito di Kantor Presiden, Jakarta (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau varian baru virus corona yang disebut 'Mu'. Pemerintah Indonesia pun mengaku tengah mewaspadai varian baru ini.

"Walaupun saat ini kondisi cenderung normal dan beberapa pembukaan sektor juga secara gradual dilakukan, pemerintah terus berusaha mengawasi mobilitas dalam dan luar negeri dengan penuh kehati-hatian," kata Jubir Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, saat konferensi pers virtual, Kamis (2/9/2021).

Baca Juga: Satgas Tegur 5 Provinsi Penyumbang Kasus Kematian COVID-19 Tertinggi

1. Varian Mu masuk dalam kategori variant of interest

Ilustrasi Virus Corona. (IDN Times/Aditya Pratama)

Wiku menjelaskan varian Mu atau b.1.621 pertama kali muncul di Kolombia. Varian ini sudah menyebar ke beberapa negara seperti Amerika Selatan dan Eropa.

Wiku pun mengatakan varian Mu masuk ke dalam kategori variant of interest (VoI).

"Sejak 31 Agustus lalu, varian b.1.6.2.1 yang pertama kali ditemukan di Kolombia ini, telah ditetapkan menjadi tambahan varian yang masuk dalam kategori variant of interest," ujarnya.

"Saat ini persebarannya sudah ditemukan di beberapa negara lain di Amerika Selatan dan Eropa. Status VOI diberikan pada varian yang sedang diamati, untuk dapat memberikan kesimpulan bahwa varian ini bersifat lebih efektif infeksius daripada varian originalnya," tambahnya.

2. WHO masih perlu studi untuk membuktikan penularan varian Mu

Bendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Sebelumnya, WHO sedang memantau varian baru virus corona yakni Mu. Lembaga yang bermarkas di Jenewa, Swiss, itu menyatakan varian baru tersebut memiliki mutasi yang berpotensi menghindari kekebalan yang dihasilkan infeksi atau vaksinasi COVID-19 sebelumnya.

WHO mengatakan varian baru COVID-19 tersebut mengandung mutasi genetik yang menunjukkan kekebalan alami, sehingga vaksin saat ini atau perawatan antibodi monoklonal, mungkin tidak bekerja dengan baik terhadapnya seperti terhadap virus corona asli.

WHO juga menyebut strain Mu masih membutuhkan studi lebih lanjut untuk memastikan, apakah itu terbukti lebih menular, lebih mematikan, atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.

“Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk lolos dari kekebalan,” tulis WHO dalam laporannya, Selasa, 31 Agustus 2021.

“Data awal yang disajikan kepada Kelompok Kerja Evolusi Virus menunjukkan pengurangan kapasitas netralisasi serum pemulihan, dan vaksin yang serupa dengan yang terlihat untuk varian Beta, tetapi ini perlu dikonfirmasi oleh penelitian lebih lanjut,” sambung laporan itu.

Baca Juga: WHO Pantau Varian COVID-19 Baru 'Mu'

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya