TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

RUU PKS Minim Aturan Pencegahan, Baleg DPR Susun Draf Baru

Draf RUU PKS yang baru diklaim mengedepankan kehati-hatian

Dokumentasi - Desakan pengesahan RUU PKS dalam aksi Gejayan Memanggil di Yogyakarta pada 30 September 2019. (IDN Times/Pito Agustin Rudiana)

Jakarta, IDN Times - Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) belum juga rampung. Di tengah berbagai kritik dalam pembahasan rancangan itu, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR, Willy Aditya mengatakan pihaknya sedang menyusun draf yang baru.

"Apa yang saya kembangkan saat ini akan saya sampaikan di Baleg, yaitu menyusun naskah yang sama sekali baru. Saya melakukan pendekatan dialogis dan kemudian menyerap apa yang menjadi variabel-variabel kegagalan pada penyusunan sebelumnya," kata Willy Aditya kepada wartawan, dikutip Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: Pembahasan RUU PKS di Baleg DPR Diwarnai Bentrok Ideologi

1. Willy sebut draf baru RUU PKS ini mengedepankan aturan soal pencegahan

Ilustrasi RUU PKS. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Willy menambahkan draf baru RUU PKS ini akan lebih mengedepankan tentang pentingnya tindak pencegahan. Hal ini, menurutnya, disusun dengan menjunjung tinggi aspek kehati-hatian.

"Itu yang kemudian pada naskah yang lama yang menjadi sangat minimalis," kata Ketua DPP NasDem tersebut.

Willy menjelaskan RUU PKS nantinya akan menjadi hukum positif yang berfungsi sebagai kontrol sosial bila telah disahkan. Willy mengatakan draf itu masih dalam proses finalisasi.

"Jadi tidak hanya penindakan tapi proses pencegahan di dalam keluarga, di dalam institusi publik dan perusahaan yang sedang dikumpulkan," tambahnya. Namun, Willy belum mau membeberkan poin apa saja dari draf terbaru ini. 

Baca Juga: Kesetaraan Gender di RI Rendah, MPR Dorong Pengesahan RUU PKS

2. Pembahasan RUU PKS diwarnai bentrok ideologi

Perjalanan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) (IDN Times/Muhammad Arief)

Sebelumnya, Willy mengakui pembahasan RUU PKS diwarnai dengan kendala. Ini terkait bentrokan ideologi dan cara pandang yang berbeda terhadap substansi RUU tersebut.

"Kendala itu bisa diselesaikan dengan dialog. Kedua belah pihak ingin memuliakan perempuan dan melindungi anak-anak dari orang-orang yang melakukan tindakan melanggara norma, adat, dan hukum," ujar Willy dikutip dari ANTARA, Rabu (28/7).

Baca Juga: 6 Isi dari RUU PKS yang Membuat Pengesahannya Jangan Ditunda-tunda

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya