TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inisiator Gerakan Kawal COVID-19: Indonesia Bakal Hadapi 3 Ujian

Selain pilkada, ada tiga ujian lagi yang menanti Indonesia

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jakarta, IDN Times - Inisiator Gerakan Kawal COVID-19, Ainun Najib, mengungkapkan bahwa selain pilkada, akan ada tiga ujian besar yang bangsa Indonesia hadapi dalam rangka memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di akhir tahun. Ketiga ujian itu adalah Natal, libur tahun baru, dan sekolah tatap muka.

"Selain pilkada, ada tiga ujian besar yang bangsa Indonesia akan hadapi. Kita dihadapkan libur Natal dan akhir tahun walaupun cuti bersama sudah dibatalkan tapi masih banyak warga yang akan wisata untuk habiskan cutinya," ujar Ainun Najib dalam acara Mata Najwa, Rabu (2/12/2020).

Baca Juga: Libur Akhir Tahun Dipangkas, 75 persen Masyarakat Sudah Pesan Kamar

1. Indonesia perlu belajar dari negara lain

Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ainun lebih lanjut mengatakan dalam upaya memerangi COVID-19, Indonesia semestinya mau belajar dari negara lain. Ada beberapa kasus ketika negara mengizinkan adanya kerumunan, hal tersebut membuat kasus COVID-19 di negara tersebut bertambah.

"Kalau belajar dari negara lain. Malaysia sudah pernah redam kasus hingga habis terus melejit lagi karena pilkada di Sabah. Ini bikin seluruh kasus di Malaysia melonjak," ujar Ainun.

"Sekolah dibuka, kita bisa belajar dari UK. UK lockdown kecuali sekolah, data UK menunjukkan kasus COVID-19 di kalangan anak itu jumlahnya naik karena penularan terjadi di sekolah," tambahnya.

2. Evaluasi harus dilakukan tiap dua minggu

Seorang warga yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus corona (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ketua Satgas COVID-19 IDI, Zubairi Djoerban, mengatakan bahwa untuk menghadapi tiga ujian ini, maka perlu ada evaluasi yang dilakukan setiap dua minggu sekali. Tujuannya, untuk memonitor jumlah kasus COVID-19 di masa-masa tersebut.

"Ada tiga peristiwa berturut-turut, itu seharusnya evaluasinya setiap dua minggu, jadi jaraknya tidak boleh terlalu dekat. Jadi kalau sekolah mau dibuka, nestinya dua minggu setelah liburan, karena ada pilkada, dua minggu setelah pilkada, jangan awal Januari (sekolah dibuka)," ujar Zubairi dalam acara Mata Najwa, Rabu (2/12/2020).

"Kemudian mengenai liburan kan sudah dipotong dua hari, itu sudah lumayan, jadi saya harapkan memang lebih baik," tambahnya.

Baca Juga: Jalankan Protokol Kesehatan, Anies Tak Menyangka Terpapar COVID-19 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya