TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga Wacanakan Koalisi Besar: Tunggu Tanggal Mainnya

Koalisi besar diklaim bakal untungkan Indonesia

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto hadir di acara buka puasa bersama pada Sabtu, (25/3/2023) di NasDem Tower. (www.instagram.com/@golkar.indonesia)

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengungkap alasan ikut menghadiri  buka puasa bersama di NasDem Tower, Jakarta Pusat, pada Sabtu (25/3/2023).

Menurut Airlangga, ia selalu melihat Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, sebagai senior. Sebelum mendirikan NasDem, Paloh tercatat menjadi ketua dewan penasihat partai. 

"Jadi, kami mengingat masa-masa indah. Tentu kami ke depan berharap hubungan Partai NasDem dan Partai Golkar selalu terjalin," ungkap Airlangga seperti diunggah di akun Instagramnya, dikutip Minggu (26/3/2023).

Ini merupakan perjumpaan kedua Airlangga dengan Surya Paloh. Sebelumnya, Paloh berjumpa Airlangga pada 1 Februari 2023. 

Ia juga menyebut keterbukaan dan komunikasi tetap dijaga agar seluruh proses politik berjalan baik. Sehingga, para politisi sebagai aktor politik sama-sama mengawal proses pemilu dengan damai. 

Meski ketum parpol dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang terlihat hanya Airlangga, tetapi PAN dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tetap hadir. Keduanya diwakili wakil ketua umum. Namun, Airlangga tidak menjawab dengan gamblang apakah Golkar membuka pintu untuk bergabung dengan NasDem. 

"Tentu KIB akan membuat keputusannya sendiri," tutur Airlangga. 

Seperti diketahui, Golkar saat ini menjadi motor penggerak KIB. Sedangkan, NasDem adalah penggerak Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Meski KIB belum mengumumkan capres, namun sering santer terdengar koalisi tersebut dibentuk untuk dijadikan sekoci bagi Ganjar Pranowo.

Apa kedua koalisi ini bisa bergabung dan bekerja sama?

Baca Juga: Ngaku Dekat dari Zaman Soeharto, Golkar Siap Kerja Sama dengan PBB

1. Koalisi besar di mana-mana diklaim Airlangga menguntungkan Indonesia

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto duduk satu meja dengan Ketum NasDem, Surya Paloh, bakal capres Anies Baswedan pada Sabtu, (25/3/2023). (www.instagram.com/@golkar.indonesia)

Lebih lanjut, Airlangga belum bisa menjawab apakah koalisi besar yang terdiri dari KIB dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan bisa bergabung.

"Tetapi, koalisi besar di mana-mana menguntungkan Indonesia. Jadi, kita tunggu tanggal mainnya," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. 

Airlangga pun tidak banyak berkomentar ketika ditanya mengenai ada atau tidaknya ajakan dari Ketum Partai Nasdem Surya Paloh untuk bergabung ke dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Ia menyampaikan, kehadirannya ke Nasdem Tower merupakan bentuk persahabatan yang sudah lama terjalin.

Sueya Paloh diketahui memang sudah lebih senior di Golkar ketika Airlangga belum duduk sebagai ketua umum. "Ya kalau koalisi sama-sama punya koalisi. Tentu dengan koalisi yang sama komunikasi menjadi hal yang penting di dalam politik," ujarnya.

2. Golkar sempat tolak rayuan PKS agar menyeberang ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia ketika menerima kunjungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke kantor DPP Partai Golkar pada Selasa, (7/2/2023). (IDN Times/Santi Dewi)

Sebelumnya, Partai Golkar pernah menolak halus rayuan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar mereka menyeberang dan bergabung ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Mereka memilih tetap konsisten berada di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). 

"Bicara posisi menghadapi pilpres, kami sepakat bahwa PKS, kalau konteksnya Golkar, kami sudah memutuskan bahwa capresnya Pak Airlangga Hartarto. Tetapi, karena kami membangun KIB dan KIB ini koalisi partai politik pertama, untuk pasangan capres dan cawapres, kami sepakat membicarakannya bertiga," ungkap Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Tanjung, ketika menerima kunjungan petinggi PKS ke DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, pada 7 Februari 2023. 

Meski begitu, dalam pertemuan tersebut turut diungkap, baik PKS dan Golkar sama-sama sepakat untuk memastikan bahwa pemilu tetap berjalan pada 14 Februari 2024.

Baca Juga: Bukber di NasDem Tower, Anies-JK-Surya Paloh-Airlangga-AHY Satu Meja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya