TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Asia Sentinel Akhirnya Meminta Maaf dan Menarik Berita Soal SBY 

Asia Sentinel mengakui pemberitannya tidak berimbang

Antara FOTO/Rivan Awal Lingga

Jakarta, IDN Times - Media yang berbasis di Hong Kong, Asia Sentinel, akhirnya meminta maaf kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono atas pemberitaan mereka yang berjudul "Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy". Mereka mengakui artikel yang tayang pada (10/9) lalu itu diterbitkan secara serampangan karena hanya memuat satu sisi saja. 

Di dalam artikel yang ditulis oleh editor John Berthelsen, SBY dituding telah melakukan konspirasi tindak kejahatan terbesar selama 10 tahun berkuasa di Indonesia melalui skandal Bank Century. Ia dituding telah mencuri uang dari pajak rakyat sebesar US$ 12 miliar dan 'dicuci' di bank-bank internasional. 

Berthelsen menulis artikel tersebut dari laporan investigasi setebal 488 halaman yang diajukan ke Mahkamah Agung Mauritius. Kasus ini diduga melibatkan serangkaian lembaga keuangan internasional termasuk Nomura, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank (Singapura), dan lain-lain. 

"Di dalam artikel itu yang ditulis seorang diri oleh pimred Asia Sentinel, John Berthelsen, kami mengakui telah meloloskan beberapa tuduhan (terhadap SBY) secara tidak adil mengenai tuntutan hukum soal skandal Bank Century," demikian tulis Asia Sentinel pada Rabu (19/9). 

Lalu, apa komentar Partai Demokrat soal permintaan maaf tersebut?

Baca Juga: Kasus Pemberitaan Asia Sentinel, SBY Pastikan Gunakan Jalur Hukum

1. Asia Sentinel mencabut artikel dan meminta maaf kepada SBY

(Media Asia Sentinel meminta maaf kepada SBY dan Partai Demokrat) screen shot Asia Sentinel

Di dalam klarifikasinya, Asia Sentinel mengaku telah menurunkan artikel berjudul "Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy". Mereka juga meminta maaf secara penuh kepada Presiden SBY, Partai Demokrat, rakyat Indonesia dan siapa pun yang merasa terhina oleh artikel tersebut. 

"Kami benar-benar menyesalkan kerugian yang diakibatkan dari penilaian dan perbuatan yang tidak adil tersebut," kata Asia Sentinel dalam artikelnya yang berjudul "Apology to President Yudhoyono and the Democrat Party of Indonesia" yang tayang sejak semalam. 

Asia Sentinel juga mengakui artikel tersebut sudah mengakibatkan kericuhan di Tanah Air dan tidak adil bagi SBY. 

"Di bagian akhir, kami juga ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi bagi Susilo Bambang Yudhoyono yang telah berkontribusi bagi negaranya dan dihormati secara luas sebagai negarawan di Asia," kata Asia Sentinel lagi. 

2. Partai Demokrat sempat mengancam akan menggugat ke jalur hukum

Antara FOTO/Rivan Awal Lingga

Artikel itu jelas membuat berang SBY dan Partai Demokrat. Apalagi tulisan tersebut muncul di saat Indonesia tengah bersiap menghadapi Pilpres dan Pemilihan Anggota Legislatif. 

SBY tegas mengatakan artikel Asia Sentinel adalah sebuah fitnah dan sengaja ingin menjatuhkannya jelang pesta demokrasi. 

"Ada pihak asing yang mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran. Korbannya lagi-lagi SBY dan Partai Demokrat. Sayangnya, sebagian dari media massa dan pihak-pihak tertentu di dalam negeri justru ikut menyebarluaskan fitnah yang jauh dari logika kebenaran ini," kata SBY di acara ulang tahun Partai Demokrat di Djakarta Theater pada Senin (17/9) kemarin. 

Maka, alhasil, SBY mengancam akan menggugat Asia Sentinel ke jalur hukum. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan meminta bantuan Dewan Pers agar bisa menghubungi Dewan Pers Hong Kong. Kalau sudah ada jawaban, maka ia memastikan jajaran Partai Demokrat akan terbang ke Hong Kong untuk mengadukan Asia Sentinel. 

"Kami akan ke Hong Kong untuk mengadukan langsung hal ini ke Dewan Pers Hong Kong," kata Hinca pada Senin kemarin. 

Ia bahkan, mengajak anggota Dewan Pers untuk ikut ke Hong Kong dan mendampingi proses pelaporan. Hinca menegaskan Partai Demokrat tidak akan tinggal diam dan akan mengejar Asia Sentinel untuk bertanggung jawab atas pelecehan nama baik yang sudah mereka lakukan. 

Baca Juga: Johan Budi Tepis Tudingan Keterlibatan Istana dengan Asia Sentinel

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya