TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bertugas di Akmil, Pati TNI Ini Malah Ikut Dikaitkan Cekcok di Bandara

Brigjen Zamroni yang ikut cekcok kini bertugas di BIN

Brigjen TNI Muhammad Zamroni ketika masih menjabat sebagai Danrem 072 Pamungkas, Yogyakarta (Tangkapan layar YouTube Korem 072 Pamungkas)

Jakarta, IDN Times - Insiden cekcok di Bandara Soekarno-Hatta antara anggota komisi III DPR, Arteria Dahlan dengan perempuan bernama Anggiat Rindu Pasaribu ikut menyeret perwira tinggi TNI yang sedang bertugas di Akademi Militer Magelang. Ia adalah Brigjen TNI Muhammad Zamroni dan kini sedang menjabat Widya Iswara Akmil.

Media keliru memberitakannya dan mengaitkan dengan perwira tinggi TNI lainnya yang ikut berada di Bandara Soetta. Hal tersebut lantaran mantan ajudan Wakil Presiden Boediono itu memiliki nama yang sama dengan perwira tinggi yang terlibat cekcok.

Padahal, identitas jenderal yang terlibat cekcok di terminal 2E Bandara Soetta adalah Brigjen Moch Zamroni. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengaku pada Minggu malam, 21 November 2021 lalu dihubungi oleh Zamroni agar dibantu dimediasi urusan cekcok dengan Arteria.

Kepada media, Prasetio berkisah Zamroni memperkenalkan dirinya sebagai mantan Komandan Distrik Militer (Dandim) 0501/BS Jakarta Pusat. Kini, ia bertugas sebagai Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BIN. 

Sementara, Zamroni yang berada di Magelang tak pernah bertugas menjadi Dandim di area Jakpus. Kesamaan nama dan pangkat itu menyebabkan ia ikut dibawa-bawa dalam perkara yang terjadi di Bandara Soetta. 

"Pada kejadian itu, Brigjen TNI Muhammad Zamroni, S.IP dan istri tidak terlibat dan tidak berada di Bandara Soetta," ujar Kepala Penerangan Humas Akmil, Letkol Arm Kukuh Dwi Antono dalam keterangan tertulis pada Rabu, (24/11/2021). 

Kukuh juga menegaskan Zamroni saat ini bertugas di Magelang bukan di Jakarta. Lalu, bagaimana kelanjutan perkara yang menyeret Pati TNI itu?

Baca Juga: Respons Kasus Arteria, Andika Utus Danpuspom TNI ke Polres Soetta

Baca Juga: Soal Mobil TNI yang Dipakai Jemput Anggiat, Ini Kata Panglima Andika  

1. Panglima Jenderal Andika Perkasa kirim Danpuspom ke Polresta Bandara Soetta

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) berbincang dengan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat kunjungan di Mabes Polri Jakarta, Selasa (23/11/2021). (ANTARA FOTO/Div Humas Mabes Polri)

Sementara, ketika ditanyakan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengaku masih menelusuri soal pemakaian kendaraan dinas militer untuk kepentingan pribadi. Sebab, Anggiat dijemput dengan menggunakan mobil dinas militer bernomor polisi  75194-03. Mobil militer itu ternyata merupakan kendaraan dinas TNI Angkatan Darat Kodam Jaya. 

Belakangan, terkuak mobil dinas militer itu milik Kodam Jaya. Diduga penggunaannya karena dipinjam oleh Brigjen TNI Moch Zamroni. Sebab, sebelumnya, Zamroni pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer Jakarta. Ia bertugas di Kodam Jaya. 

Andika mengaku tidak ingin terburu-buru mengambil keputusan. "Ya itu tadi, yang penting kami ingin mendapatkan dulu laporannya. Karena, saya tidak ingin melakukan penyidikan tanpa adanya laporan. Jadi, diawali dengan itu dulu. Kalau ada laporan baru akan kami tindaklanjuti," ujar Andika ketika berkunjung ke kediaman dinas Ketua DPD La Nyalla Mattalitti di Kuningan, Jakarta Selatan pada hari ini. 

Mantan Kepala Staf TNI AD itu pun mengakui telah mengirimkan Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI Laksamana Muda Nazali Lempo mendatangi Polresta Bandara Soetta. Andika menjelaskan, Danpuspom TNI datang ke Polresta Bandara Soetta untuk merespons masalah Arteria Dahlan dengan Anggiat Pasaribu.

2. Jenderal Andika memastikan akan mengusut perkara ini hingga tuntas

Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa (kiri) dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono (kanan) bersiap memimpin pertemuan dengan pejabat tinggi TNI AL dalam kunjungan di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Senin (22/11/2021). (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Andika memastikan kepada publik TNI akan mengawal perkara itu hingga tuntas. Itu sebabnya Danpuspom, Nazali Lempo diutus untuk  memonitor penyelidikan yang dilakukan petugas kepolisian. Ia mengaku tidak ingin TNI disebut tidak terbuka dan tak kooperatif.

"Jadi, jangan sampai seolah-olah kami (dianggap) menutup diri terhadap tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan oleh anggota. Ya itu aja, (kedatangan Danpuspom TNI) jadi dalam rangka memonitor langsung dari penyidik, dari polres, siapa tahu ada," kata Andika lagi. 

Baca Juga: Analis Militer: Mobil Dinas TNI Tak Boleh Digunakan di Luar Penugasan

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya