Demokrat Kubu AHY dan Moeldoko Saling Dorong Minta Maaf saat Lebaran
Demokrat yang dipimpin Moeldoko tak diakui Kemenkum HAM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Meski meminta maaf menjadi tradisi pada hari Idul Fitri, tetapi aktivitas itu tak terjadi usai Partai Demokrat mengalami polemik pada awal Maret lalu.
Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menyayangkan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, yang tidak memanfaatkan momen Idul Fitri untuk meminta maaf kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Demokrat kubu AHY merasa kecewa terhadap Moeldoko karena ingin menggulingkan putra sulung SBY itu dari kursi ketua umum Demokrat.
"Sangat disayangkan sikap KSP Moeldoko, baik sebagai orang yang pernah menjadi bawahan Pak SBY maupun seorang muslim, yang sedang menjadi pejabat negara tak memberi ucapan apapun," ujar Syahrial melalui keterangan tertulis, Minggu, 16 Mei 2021.
Ia sempat mengecek kepada sekretaris pribadi SBY, Ossy Dermawan, hingga H+3 Lebaran, Moeldoko tak menyampaikan apapun. Menurut Syahrial, idealnya mantan Panglima TNI itu memanfaatkan momen Idul Fitri 2021 untuk mengakui kesalahannya dan meminta maaf ke AHY dan SBY.
Selain itu, pihak AHY mengungkit budi baik Presiden keenam itu terhadap Moeldoko. "Moeldoko sendiri adalah mantan KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dan Panglima TNI yang diangkat berdasarkan Keppres yang diteken oleh SBY," tutur Syahrial.
Lalu, apa respons Demokrat kubu Moeldoko ketika didorong untuk meminta maaf kepada AHY dan SBY?
Baca Juga: Razman: Saya Gak Mau 'Bunuh Diri' Bela Demokrat KLB di Pengadilan
1. Demokrat kubu Moeldoko menilai seharusnya AHY minta maaf ke Jokowi saat Lebaran
Sementara, menurut juru bicara Partai Demokrat kubu KLB Deli Serdang, Muhammad Rahmad, justru AHY yang seharusnya memanfaatkan momen Lebaran untuk meminta maaf kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Sebab, sejak awal, AHY dan SBY telah menuding Istana ikut cawe-cawe Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang.
"SBY dan AHY telah menebar fitnah dan berita tidak benar yang menuduh Presiden Jokowi, Menkum HAM Yasonna Laoly, dan KSP Moeldoko di balik konflik internal Demokrat," ungkap Rahmad melalui keterangan tertulis, Minggu, 16 Mei 2021.
Menurut Rahmad, penyelenggaraan KLB Demokrat di Deli Serdang yang dilakukan secara mendadak dan sembunyi-sembunyi itu dibiayai kader Demokrat yang ikut hadir di sana.
"Moeldoko justru adalah tokoh nasional yang bersedia memimpin dan mengembalikan Partai Demokrat menjadi milik rakyat, setelah diminta oleh kader dan tokoh senior Demokrat," tutur dia.
Editor’s picks
Menurut Rahmad, SBY dan AHY membawa partai berlambang mercy itu dari semula partai demokratis menjadi partai keluarga atau tirani. "Jadi, SBY dan AHY bertanggung jawab mengembalikan partai ini menjadi milik rakyat," ujarnya.