Disorot Warganet, Apa yang Terjadi saat Jokowi di Ruang Kerja Mega?
Hubungan Mega dan Jokowi sempat diisukan retak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Politikus PDI Perjuangan, Deddy Yevri Hanteru Sitorus menceritakan peristiwa yang sesungguhnya terjadi di ruang kerja Megawati Soekarnoputri di hari pertama rakernas pada 21 Juni 2022 lalu. Menurut Deddy, peristiwa sesungguhnya antara Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Mega jauh dari persepsi warganet di media sosial.
Video yang diunggah oleh putri Mega, Puan Maharani tersebut viral, dengan berbagai komentar yang diembuskan warganet, termasuk menyebut Jokowi seolah-olah tengah disidang oleh 'guru BP'. Dalam video itu, terlihat Jokowi yang mengenakan kemeja batik duduk menghadap Ketum PDIP tersebut.
Posisi duduk Jokowi di depan Mega itu juga menyoroti peran Jokowi sebagai petugas partai ketika berhadapan dengan Megawati. Menanggapi hal itu, Deddy mengungkapkan kejadian yang dia saksikan pada hari itu.
"Jadi, ruang kerja Bu Mega itu ada tiga. Satu ruang kerja pribadi, tempat pertemuan itu, kedua, ada ruang tamu dan ketiga, ada ruang rapat. Jadi, ketika bapak presiden tiba (di lokasi rakernas) dan dijemput oleh Pak Sekjen Hasto dan Mas Prananda Prabowo, Beliau dibawa ke ruang tamu," ungkap Deddy kepada media, Minggu 26 Juni 2022 lalu.
"Ya, selayaknya ruang tamu di rumah orang kebanyakan lah, ada sofa di sana. Lalu, Pak Presiden bertanya, ibu (Mega) di mana. Dijawab sedang beristirahat di ruang pribadinya. Itu yang dijadikan lokasi untuk nge-vlog," katanya.
Ia menjelaskan di dalam ruang kerja pribadi Mega, tidak ada meja di depan meja kerja. Jokowi lalu berinisiatif menarik kursi yang semula di dekat dinding dan duduk di depan Mega.
"Jadi, Pak Presiden menarik salah satu kursi dari tempat Mba Puan dan Mas Prananda duduk. Ditarik ke depan Bu Mega (duduk)," tutur dia.
Deddy melanjutkan, dua individu lainnya yang mendampingi Jokowi yakni Menteri Sekretaris Kabinet, Pramono Anung dan Bendahara Umum PDIP, Olly Dondokambey, memilih duduk di luar. Sebab, area tersebut merupakan ruang pribadi Mega.
"Kami baru masuk ke sana kalau dipanggil oleh Bu Mega. Tetapi, Pak Presiden kemudian meminta keduanya ikut masuk. Jadi, itu lah yang sebenarnya terjadi," katanya lagi.
Menurut Deddy, persepsi warganet yang kadung terbentuk akhirnya dimaklumi. Apalagi di era perkembangan media sosial yang cepat, sering kali mereka yang tak tahu cerita utuh sudah membuat kesimpulan sendiri.
Lalu, apakah gestur yang ditunjukkan oleh Jokowi itu untuk menepis isu keretakan hubungannya dengan Mega?
Baca Juga: Politikus PDIP: NasDem Jadikan Ganjar Bakal Capres Tanpa Izin Megawati
1. Di rakernas, Mega memuji tak keliru pilih Jokowi jadi presiden
Sementara, Jokowi terlihat berusaha menepis persepsi yang muncul bahwa jelang 2024, hubungannya dengan Megawati terlihat renggang. Dugaan itu muncul lantaran Mega dan Puan absen dari acara pernikahan adik Jokowi, Idayati dan Anwar Usman di Solo pada 26 Mei 2022 lalu.
PDIP pun juga berusaha menepis persepsi itu. Maka, pada hari pertama rakernas, Mega turut merayakan hari ultah ke-61 Jokowi di Sekolah Partai PDIP. Mega memberikan potongan nasi tumpeng pertamanya kepada mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sementara, ketika menyampaikan pidato di hari terakhir rakernas, Mega tak henti memuji Jokowi. Ia mengaku tak keliru merelakan tiket emas pencapres pada pemilu 2014 lalu ke Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu dianggap sebagai sosok yang kuat.
"Pemimpin itu berperan penting bagi kehidupan bangsa. Saya berterima kasih bahwa saya tidak salah ketika mendeklarasikan Pak Jokowi," ungkap Mega pada 23 Juni 2022 lalu.
Ia mengenang kembali ketika akhirnya memberikan tiket pencapresan kepada Jokowi, banyak yang meragukan keputusan tersebut. "Orang dengan sinis mengatakan siapa itu Pak Jokowi. Wong gak dikenal orang, kok bisa-bisanya dipilih Bu Mega. Waktu itu saya diamkan saja, tapi saya ini bisa, bukan meramal ya, tapi karena pengalaman hidup, saya bisa melihat sosok orang lebih dalam," katanya.
Bahkan, perempuan pertama yang pernah menjadi presiden itu merasa beruntung memiliki pemimpin seperti Jokowi. Sebab, meski fisiknya kurus, tetapi ia adalah pemimpin yang kuat.
Editor’s picks
"Beruntung kita bisa punya presiden yang kuat, Beliau senang turun ke pasar, ke mana-mana dan bisa memimpin," tutur dia lagi.
Baca Juga: Kata PDI soal Anggapan Ganjar Kena 'Plonco' akibat Manuver Politik