TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Erwin Aksa: Menteri Nonpolitik Fokus Tugas, Gak Usah Urus Golkar!

"Partai Golkar tidak bergantung kepada hasil pilpres"

Erwin Aksa (IDN Times/Reynaldy Wiranata)

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Erwin Aksa, menyentil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, yang berminat menjadi calon ketua umum Golkar untuk menggantikan Airlangga Hartarto.

Menurut Erwin, keduanya tidak memiliki kontribusi ke parpol berlambang pohon beringin hijau itu. Alih-alih cawe-cawe internal Golkar, Erwin menyarankan kedua menteri tersebut fokus menuntaskan tugasnya hingga 2024. 

Baik Luhut dan Bahlil sama-sama menyebut Golkar dalam keadaan darurat. Salah satu indikatornya, elektabilitas Golkar kini tersisa 6 persen. 

"Mereka-mereka yang ngomong ini tidak tahu persis bagaimana operasional Partai Golkar. Pak Luhut kan bukan orang operasional di Partai Golkar. Bahlil kan hanya anggota biasa, bukan pengurus," ungkap Erwin ketika dihubungi IDN Times melalui telepon, Minggu (23/7/2023). 

Erwin menyebut Luhut memang menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat di Golkar, namun ia tak memiliki kapasitas di internal parpol dengan lambang pohon beringin itu. Artinya, ia tak mempunya pengaruh tentang keputusan akhir di Golkar. 

"Jadi, sebaiknya menteri-menteri ini, apalagi yang bukan mengurusi isu politik, fokus saja kepada tugasnya sampai 2024 nanti. Menteri yang boleh ikut urusin itu cuma yang membidang politik, hukum dan keamanan," tutur politisi yang juga pengusaha muda itu.

Erwin menduga Luhut memanfaatkan situasi kisruh di internal partai untuk mengambil alih tongkat kepemimpinan Golkar. "Mungkin ada ambisi pribadi Pak Luhut aja itu, cuma malu-malu aja. Kalau memang ingin (jadi ketum) ya bilang aja. Karena Partai Golkar ini seksi," katanya. 

Baca Juga: Luhut Tak Menolak jika Diusulkan Jadi Ketum Golkar di Munaslub

1. Munas Partai Golkar pasti timbulkan konflik

Sejumlah elite Partai Golkar (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Erwin pun menyindir pernyataan Luhut yang disampaikan dalam program Rosi. Mantan Kepala Staf Presiden (KSP) itu tak menolak ditawari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Namun, ia tak ingin berkelahi dengan Airlangga Hartarto. 

"Begini, mana ada Munas Partai Golkar yang tidak ramai, contoh pada 2004 lalu di Bali. Saya ada di situ, ramai kok. Bagaimana antara Pak Akbar Tanjung dan Pak Jusuf Kalla (memperebutkan kekuasaan). Lalu, di Munas Riau, antara Aburizal Bakrie dengan Surya Paloh, pasti ramai. Jadi, mana ada munas di Golkar tidak ramai. Ya, itulah demokrasinya di Partai Golkar," kata Erwin.

Erwin menambahkan Golkar merupakan partai yang organisasinya sudah matang. Parpol yang sudah berusia 58 tahun. 

2. DPP Partai Golkar pesimistis bakal ada Munaslub 2023

Wakil Ketum Kadin Bidang Konstruksi dan Infrastruktur Erwin Aksa (IDN Times/Shemi)

Erwin pun mengaku pesimistis bakal ada Munaslub 2023 di Golkar. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar Munaslub bisa digelar. Selain mengantongi 2/3 dari pemilik hak suara, ada panitia, hingga tata tertib. 

"Kita ini sedang fokus pileg, tapi tiba-tiba ada yang ngomong ini dan itu. Kalau menurut saya, terus terang aja, ingin cawe-cawe koalisi pilpres karena ingin ada calonnya, selain Pak Airlangga," tutur dia. 

Erwin kembali menggarisbawahi bila ada yang ingin mencoba menggelar Munaslub, maka harus bisa mengantongi 2/3 dari pemilik hak suara. "Harus ada panitia, ada yang menyewa gedung, pemilik suara yang sah ya," katanya. 

Baca Juga: Bahlil Beri Kode Siap Maju Jadi Ketua Umum Golkar di Munaslub 2023

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya