Hari Ini LPSK Bakal Umumkan Nasib Perlindungan Bagi Istri Ferdy Sambo
Nasib status JC bagi Bharada Richard E juga akan disampaikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) pada Senin, (15/8/2022), bakal mengumumkan keputusan akhir mereka terkait pengajuan perlindungan dalam peristiwa kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Ada dua pihak yang mengajukan perlindungan.
Pertama, istri Irjen Pol. Ferdy Sambo, Putri Candrawathi. Kedua, Bharada Richard Eliezer, ajudan Sambo. Mereka berdua memasukkan pengajuan perlindungan secara resmi pada 14 Juli 2022 lalu.
Namun, pada 8 Agustus 2022, melalui eks pengacaranya, Deolipa Yumara, Richard kembali mengajukan perlindungan baru dan status saksi pelaku (justice collaborator).
Berdasarkan undangan yang diterima oleh IDN Times, keterangan terkait keputusan akhir pengajuan perlindungan, bakal langsung diumumkan oleh pimpinan LPSK.
"Keterangan akan disampaikan oleh pimpinan LPSK pada Senin, 15 Agustus 2022 mulai pukul 13:00 WIB, bertempat di kantor LPSK," demikian undangan yang diterima oleh IDN Times pada Minggu, 14 Agustus 2022 lalu.
Sikap LPSK ini menjadi penting karena sebagai lembaga negara, mereka dapat memberikan perlindungan fisik tidak saja baik individu yang meminta perlindungan, tetapi juga keluarganya.
Sebelumnya, Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo, sudah menyampaikan Putri tidak membutuhkan perlindungan dari instansi yang ia pimpin. Mengapa ia dapat mengambil kesimpulan demikian?
Baca Juga: LPSK: Istri Ferdy Sambo Tak Butuh untuk Dilindungi
1. LPSK gagal meminta keterangan dari istri Ferdy Sambo karena alami trauma
Hasto mengatakan LPSK gagal meminta keterangan dari Putri Candrawathi. Padahal, keputusan untuk dikabulkan atau ditolak pengajuannya, butuh beberapa kali pertemuan.
Bahkan, LPSK sudah dua kali menyambangi kediaman pribadi Putri di Jl. Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan. Namun, hasilnya tetap nihil.
"Beberapa kali LPSK sudah berusaha tetapi tidak bisa mendapatkan keterangan. Jadi, itu makin meyakinkan kami, terutama saya sebagai Ketua LPSK bahwa Ibu Putri ini tidak memerlukan perlindungan LPSK," ungkap Hasto pada 11 Agustus 2022 lalu.
Terakhir, ketika tim dari LPSK berkunjung ke rumah Putri pada 9 Agustus 2022 lalu, ia terlihat lebih banyak menangis. Padahal, tanpa ada pemeriksaan psikologis, mustahil LPSK dapat memberikan perlindungan baginya.
Ia mengatakan salah satu bentuk perlindungan yang diajukan oleh Putri adalah perlindungan fisik. Seharusnya, ia mengambil langkah cepat dengan mendatangi kantor LPSK.
"Semua pemohon kita yang membutuhkan perlindungan fisik, biasanya (bersikap) gercep (gerak cepat) untuk mendapatkan perlindungan," katanya.
Ia menambahkan, Putri juga meminta ada perlindungan prosedural. Bila dikabulkan maka setiap proses peradilan yang berjalan, pihak terlindung akan didampingi oleh tim dari LPSK. Perlindungan diberikan sejak di tahap penyelidikan hingga ke pengadilan.
"Tapi, yang saya dengar yang bersangkutan bisa hadir ketika dipanggil oleh Bareskrim. Sebenarnya, kalau sudah terlindungi oleh LPSK, ia datang didampingi oleh LPSK. Tapi, ini ternyata yang bersangkutan bisa hadir tanpa didampingi tim dari LPSK," tutur dia lagi.