TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jika Harga Tidak Turun, Penyedia Tes PCR Berpotensi Untung Rp10,46 T

ICW hitung perputaran uang dari tes swab mencapai Rp23,2 T

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test. IDN Times/Hana Adi Perdana

Jakarta, IDN Times - Organisasi Indonesia Corruption Watch (ICW) mengatakan ada potensi keuntungan finansial yang besar yang direguk oleh penyedia jasa tes swab PCR ketika harganya masih melambung tinggi.

Berdasarkan data ICW, dari periode Oktober 2020 hingga Agustus 2021, tercatat ada keuntungan finansial sekitar Rp10,46 triliun yang diraih. Angka itu diperoleh dari selisih harga tes swab PCR yang ditetapkan paling tinggi Rp900 ribu lalu pada Agustus 2021 berubah menjadi Rp495 ribu. 

Peneliti ICW, Wana Alamsyah mengatakan meski pemerintah sudah meminta agar harga tes swab PCR diturunkan, tetapi tidak pernah diatur berapa persen margin keuntungan yang boleh diraup oleh penyedia jasa tes swab PCR. "Hal ini membuka celah permainan harga di pasaran," ujar Wana ketika berbicara di dalam diskusi virtual dengan tajuk "Polemik Kemahalan Tarif Pemeriksaan PCR di Indonesia" pada Jumat (20/8/2021). 

Bahkan, menurut data yang diterima dari organisasi pemantau wabah, LaporCovid19, para penyedia jasa tes swab PCR tetap coba mengakali harga tes swab PCR dengan periode waktu hasil tesnya keluar.

Sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan, dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp495 ribu di Jawa-Bali, hasil pemeriksaan akan keluar 24 jam. Tetapi, bila warga ingin membayar lebih mahal, hasil pemeriksaan bisa keluar kurang dari 24 jam. 

"Pemerintah perlu mengatur hal tersebut supaya proses pelacakan kasus bisa lebih cepat dilakukan," kata dia lagi. 

Di dalam diskusi tersebut juga terungkap peredaran uang yang berputar dari pemeriksaan tes swab PCR mencapai Rp23,2 triliun. Angka itu diperoleh dari penghitungan pemeriksaan spesimen periode Oktober 2020 hingga Agustus 2021. Saat itu harga yang tertinggi yang dipatok untuk tes swab PCR masih Rp900 ribu. 

Lalu, apakah dengan harga tes swab PCR yang sudah diturunkan masih dinilai mahal?

Baca Juga: Viral Harga PCR Naik Lagi Jadi Rp900 Ribu, Ini Kata Dirut Kimia Farma

Baca Juga: Harga Tes Swab PCR di Kimia Farma Turun Jadi Rp495 Ribu

1. Tes swab PCR untuk keperluan lacak dan deteksi seharusnya tak dikenai biaya

Ilustrasi tes usap atau PCR Test. IDN Times/Irfan Fathurohman

Sementara, menurut peneliti dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur seharusnya untuk kepentingan pelacakan dan deteksi, tes swab PCR gratis bagi warga. Pemerintah yang melakukan inisiatif untuk melakukan tes dan pelacakan kontak dekat pasien. Sebab, bila ada satu saja kontak erat yang tak dites, maka ada peluang individu tersebut sudah menularkan ke yang lain. 

"Kalau begitu, berapa banyak warga yang harus dilacak dengan tes atau warga harus melakukan tes swab PCR mandiri kalau mau inisiatif. Tetapi, kenyataan di lapangan, warga sering kali tak mampu secara finansial membayar Rp500 ribu untuk tes PCR. Makan sehari-hari saja tidak mampu," kata Isnur dalam diskusi yang sama. 

"Sekarang ini, untuk bisa mendapatkan pemasukan Rp50 ribu, Rp100 ribu saja tidak mampu dan itu banyak. Lalu, disuruh lagi PCR dengan mengeluarkan biaya Rp500 ribu, mana sanggup," tutur dia lagi. 

Ia pun menyayangkan pemerintah hanya memberikan tes swab PCR gratis hanya untuk acara kementerian atau instansi tertentu saja. Saat ini bila kementerian atau instansi pemerintah mengadakan acara, peserta diwajibkan untuk tes swab lebih dulu sebagai syarat screening

"Kenapa gak hal yang sama dilakukan pemerintah bagi warga yang tak mampu," tutur dia lagi. 

2. Tes swab PCR yang diberikan gratis oleh puskesmas hasilnya keluar lebih lama

Keluhan warga yang diterima oleh LaporCovid19 menyangkut tes swab PCR (Tangkapan layar YouTube LaporCovid19)

Sementara, relawan LaporCovid19, Amanda Tan mengatakan puskesmas memang memberikan layanan tes swab PCR gratis bagi warga untuk kepentingan pelacakan kontak erat. Namun, berdasarkan data yang mereka terima, justru selama di bulan Juni dan Juli lalu, keluhan paling banyak yang disampaikan oleh warga disebabkan puskesmas. 

"Jumlahnya mencapai 64 persen dan terkait 3T, termasuk testing," kata Amanda di diskusi itu. 

Dari sejumlah keluhan itu, LaporCovid19 mencatat keluhan mengenai harga tes swab PCR yang mahal, lamanya waktu hasil pemeriksaan tes swab PCR hingga jadwal tes swab PCR yang tidak jelas. Amanda juga mengkritisi Kemenkes yang tidak terbuka terkait komponen apa saja yang bisa membentuk harga tes swab PCR. Termasuk berapa keuntungan yang diambil oleh para penyedia jasa tes swab PCR tersebut. 

Baca Juga: Menkes Targetkan 500 Tempat Umum Gunakan Aplikasi Peduli Lindungi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya