Kasus Novel Belum Selesai, Otak di Balik Teror Masih Berkeliaran
"Jangan sampai publik berpikir 2 anggota Polri itu tumbal"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Salah satu kuasa hukum penyidik Novel Baswedan, Saor Siagian mengapresiasi kinerja pihak kepolisian yang berhasil menangkap dua pelaku teror air keras yang menimpanya pada 17 April 2017 lalu. Apalagi Polri secara jantan bersedia mengakui pelaku merupakan personel kepolisian aktif.
Namun, tugas kepolisian belum usai. Saor menduga dua pelaku yang ditangkap itu baru sebatas pelaku lapangan yang menyiram air keras dan nyaris merenggut indera penglihatan Novel.
"Karena saudara Novel berkali-kali menyatakan adanya dugaan keterlibatan jenderal polisi aktif dalam penyiraman air keras yang menimpa dia. Kalau polisi tidak mengungkap ini kan publik akan berprasangka macam-macam, apakah personel polisi itu mau dikorbankan," ujar Saor kepada IDN Times melalui telepon pada Jumat malam (27/12).
Menurut advokat senior itu, hal tersebut apabila dibiarkan berbahaya. Di sisi lain Saor menilai kasus ini bisa menjadi pembuktian dan gebrakan Kabareskrim baru Irjen (Pol) Listyo Sigit di awal kepemimpinannya.
"Apalagi kan Pak Sigit ini dikenal sebagai 'The President Man', orang yang ditunjuk oleh presiden, bekas ajudannya. Kalau tidak bisa mengungkap (hingga ke otak teror), malah nantinya memperburuk citra kepolisian," kata Saor lagi.
Lalu, apakah usai ada secercah harapan dalam kasus Novel, turut memunculkan titik terang serupa untuk perkara teror yang dialami oleh penyidik lain?
Baca Juga: [BREAKING] Polri Tangkap 2 Pelaku Penyiram Air Keras ke Novel Baswedan
1. Otak teror air keras harus terus diburu agar tidak ada kesan Polri melindungi individu tertentu
Menurut Saor, Polri juga harus memburu otak di balik pelaku teror air keras yang nyaris membuatnya buta itu. Tujuannya, agar tidak ada persepsi Polri tengah melindungi individu tertentu dengan mengungkap pelaku lapangan.
"Kepada kabareskrim, kami dorong dia agar mengusut tuntas siapa aktornya. Jangan sampai ada polisi-polisi nakal yang ingin memanfaatkan institusi kepolisian untuk kepentingan pribadi," tutur Saor.
Ia juga menjelaskan ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan oleh Kabareskrim Irjen (Pol) Listiyo Sigit untuk menyelamatkan wajah pemerintah karena Presiden Jokowi sesungguhnya sudah berkali-kali meminta agar kasus teror air keras Novel diungkap.
Tantangan dari Presiden Jokowi itu dijawab di hari ke-990 oleh Polri. Walau baru sebatas menangkap pelaku lapangan.
Baca Juga: Pengamat: Teror ke KPK Terus Terjadi, karena Tak Ada yang Diungkap