KKB Egianus Kogoya Balas Dendam, Tewaskan Satu Prajurit TNI
KKB serang pos satgas di Nduga pada 3 April 2023
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya mengaku bertanggung jawab atas tewasnya satu prajurit TNI Angkatan Darat (AD) pada Senin (3/4/2023) di Kabupaten Nduga.
Juru bicara Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom mengatakan serangan ke Pos Yal Satgas di Nduga adalah balas dendam terhadap perbuatan tim gabungan TNI dan Polri pada 23 Maret 2023 lalu.
"Dalam laporannya PIS TPNPB melaporkan bahwa mereka telah berhasil tembak mati satu anggota TNI dan itu merupakan pembalasan atas pembunuhan yang telah dilakukan oleh militer dan Polisi Indonesia terhadap dua anggota TPNPB pada 23 Maret lalu," ungkap Sebby dalam pesan pendek kepada IDN Times pada Selasa (4/4/2023).
PIS TPNPB diketahui bertugas di wilayah kekuasaan TPNPB KODAP III Ndugama Derakma. Panglima TPNPB KODAP III Nduga-Darakma, Brigjen Egianus Kegoeya dan pasukannya menyampaikan bahwa bila militer dan Polisi Indonesia tetap menyerang markas TPNPB maka mereka akan melakukan pembalasan.
"Jadi, penembakan ini merupakan janji dari pasukan TPNPB KODAP III Ndugama Darakma," tutur dia.
KKB pimpinan Egianus Kogoya pun mengirimkan pesan khusus bagi polisi dan TNI. Apa pesan khusus itu?
Baca Juga: Polisi: Egianus Kogoya Ingin Pilot Susi Air Ditukar Senjata dan Uang
Baca Juga: Satu Prajurit TNI Tewas Kontak Tembak dengan KKB di Nduga Papua
1. KKB pimpinan Egianus Kogoya minta pemerintah fokus ke pembebasan pilot Susi Air
Lebih lanjut, Egianus meminta TNI dan Polri untuk menyetop operasi militer di Ndugama. Alih-alih lakukan operasi militer, Egianus mendorong agar pemerintah fokus ke proses negosiasi untuk dapat membebaskan sandera pilot maskapai Susi Air, Philip Mark Mehrten. "Hentikan operasi militer di Ndugama dan fokus ke negosiasi untuk pembebasan sandera pilot asal Selandia Baru," kata Egianus.
Sejauh ini, TNI dan Polri berupaya dengan sangat hati-hati untuk membebaskan Philip. Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono mengatakan ia tak ingin kapten Philip justru ikut menjadi korban.
Yudo mengakui sudah mengetahui lokasi keberadaan Kapten Philip. Namun, untuk urusan pembebasan tak bisa diburu-buru.
Editor’s picks
Yudo pun mengakui sempat ditawarkan bantuan oleh Pemerintah Selandia Baru. Namun, ia tolak.
Baca Juga: TNI Baku Tembak dengan KKB di Kiwirok Papua, Seorang Prajurit Gugur