KLB Ditolak, AHY Tawarkan Moeldoko Islah dan Peluang Pilgub DKI 2024
Tapi, Demokrat minta Moeldoko mundur dari posisi KSP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Setelah hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat kubu Moeldoko ditolak untuk disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, tiba-tiba muncul tawaran islah dari Partai Demokrat kubu Agus Harimurti Yudhyono (AHY) untuk Moeldoko.
Politikus Demokrat Rachland Nashidik tiba-tiba membuka peluang bila Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ingin bergabung ke Demokrat pimpinan AHY. Bahkan, Rachland menyebut pihaknya siap membantu bila Moeldoko membidik peluang untuk jadi calon gubernur DKI Jakarta pada 2024 mendatang.
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Ketua Bapilu, @Andiarief_ akan membantunya bila ia ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi cagub DKI dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!" demikian cuit Rachland di media sosial pada Rabu, 31 Maret 2021 lalu usai pengumuman disampaikan oleh Kemenkum HAM.
IDN Times mengonfirmasi cuitan itu kepada Rachland melalui pesan pendek pada Jumat (2/4/2021). Ia mengatakan, bisa saja mantan Panglima TNI itu masuk menjadi anggota Partai Demokrat kubu AHY dan diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA).
"Tapi, mundur dulu dari KSP agar bisa fokus berkampanye merebut hati warga DKI Jakarta dan menaikkan elektabilitas. Baru setelah itu Majelis Tinggi Partai yang memiliki kewenangan menentukan cagub mana yang akan diusung," ujar Rachland.
Apakah ini berarti AHY telah memaafkan perbuatan Moeldoko yang sempat mencoba merebut posisi ketum Partai Demokrat?
Baca Juga: Moeldoko Akhirnya Buka Suara! Ini Alasannya Mau Jadi Ketum Demokrat
1. AHY akan memaafkan bila Moeldoko menyadari kesalahannya telah kudeta
Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, AHY siap memaafkan dalam perspektif hubungan antar manusia. Sebab, apa yang dilakukan oleh Moeldoko dengan merebut posisi ketua umum merupakan sesuatu yang mengejutkan AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tetapi, kata Kamhar, permintaan maaf itu diterima asal Moeldoko mengakui kesalahannya.
"Mas AHY juga tidak mengesampingkan sisi kemanusiaannya, bahwa semua manusia punya potensi melakukan kesalahan. Moeldoko bila sekiranya beliau mau menyadari kesalahannya, pintu maaf itu akan selalu terbuka untuk Pak Moeldoko," ungkap Kamhar ketika dihubungi oleh IDN Times melalui telepon, Jumat.
Ia menduga, cuitan yang ditulis Rachland bentuk satir kepada Moeldoko lantaran posisi ketum yang ia peroleh dari KLB tidak diakui oleh pemerintah. Namun, menurut Kamhar, nama Moeldoko sejauh ini tidak pernah masuk ke dalam pembahasan Bappilu Partai Demokrat.
"Bappilu bisa saja menjadikan itu (nama Moeldoko) sebagai pertimbangan. Tapi, saya duga cuitan itu bentuk satir," katanya lagi.
Baca Juga: Masih Susun Strategi, Demokrat Kubu Moeldoko Belum ke PTUN